Menghadapi anak tantrum memang membuat emosi kita bergejolak ya Moms. Apalagi jika anak tantrum di tempat umum atau saat berada di keramaian orang, seperti mall atau saat kumpul keluarga. Wah pasti rasanya campur aduk ya kita Moms, antara malu dan bingung untuk menenangkan anak kita.
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang tantrum ini?
Pada artikel sebelumnya, mengenai
Pentingnya Membedakan Emosi dan Strategi dalam Perilaku Anak
kita telah mempelajari cara membedakan tangisan atau perilaku anak sekaligus cara yang tepat untuk menanggapinya. Mungkin masih ada beberapa yang salah dalam mengartikan artikel tersebut. Dimana tidak ada yang salah dengan emosi anak, yang salah adalah ketika kita sebagai orang tua justru mengartikan bahwa semua tangisan atau perilaku amarah anak adalah bentuk luapan emosi. Karena perilaku anak tersebut bisa jadi hanya strategi anak untuk mengobservasi dan mengenali cara untuk mendapatkan keinginannya.
Misalnya, saat anak menangis atau mengamuk untuk mendapatkan sesuatu dan kita turuti, maka anak akan mengulangi cara tersebut di kemudian hari. Jika kita biarkan terus menerus, hal ini akan menjadi kebiasaan buruk bagi Si Kecil.
Nah, di bawah ini saya akan coba share mengenai penanganan anak tantrum pada usia toddler.
Ketika anak tantrum, lakukan 4T:
1. Tenang
Saat anak tantrum, kita harus tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Jangan ikutan marah atau membentak ke anak. Sikap tenang kita akan membuat
tantrum anak lebih mudah untuk diatasi. Jika sedang berada di tempat ramai,
ajak anak untuk pindah tempat yang lebih sepi dan nyaman.
2. Terima
Terima semua perasaan yang anak rasakan. Jika itu adalah suatu luapan
emosi maka kita bisa memvalidasi emosinya. Terima saja cara anak
mengekspresikan emosinya agar tidak ada emosi yang tertahan yang bisa
menyebabkan tumpukan emosi pada anak kita. Dampingi anak kita dan tunjukan rasa
empati kita dengan berada didekatnya. Hadirkan mindset bahwa anak kita
membutuhkan bantuan kita untuk meregulasi emosinya.
3. Tunda
Menunda untuk bertanya macam-macam atau bahkan buru-buru menasihati
anak. Saat badai emosi terjadi, anak akan sulit diajak berpikir logis. Maka tunggu
sampai emosinya stabil terlebih dahulu dan terus dampingi dia.
4. Tunjukan
Saat anak mulai mereda dan terkendali, tunjukkan rasa cinta kita ke anak dengan memeluk dan mencium anak kita. Sambil kita sampaikan bahwa tadi kita membiarkannya menangis bukan karena kita tidak sayang atau tidak peduli, tetapi agar dia merasa lega terlebih dahulu. Lalu kita tanyakan bagaimana perasaannya. Setelah anak mengutarakan isi hatinya, baru kita menasihati anak dengan menjelaskan untuk ke depan jika ingin sesuatu cukup sampaikan dengan baik tidak perlu marah dan menangis.
Itu tadi sedikit cara yang insya Allah tidak memberikan dampak buruk ke anak-anak ketika mereka tiba-tiba tantrum. Adapun hal-hal yang perlu kita hindari ketika anak tantrum atau berperilaku yang tidak menyenangkan lainnya adalah dengan
Hindari 4M
- Membentak atau memarahi anak
- Memaksa atau menjajah anak untuk menuruti keinginan kita
- Memanipulasi anak dengan membohongi atau pura-pura ngambek ke anak
- Menyakiti anak secara psikis, seperti mencubit atau memukul
4M diatas jika sering kita lakukan dalam menghadapi perilaku anak, akan berisiko terhadap kesehatan psikisnya dan mempunyai efek buruk jangka panjang lainnya.
Mengutip dari seorang praktisi parenting sekaligus founder akun instagram @anakjugamanusia, Angga Setyawan, bahwa ada beberapa dampak risiko dari memukul anak, diantaranya:
- Anak akan merasa bahwa marah atau memukul adalah hal yang benar untuk dilakukan
- Anak akan
menduplikasikan sikap kita untuk merespons sesuatu
- Anak akan tumbuh
menjadi anak yang ragu-ragu dan tidak punya pendirian karena terbiasa menurut
kemauan orang tuanya
- Anak akan
menjauh dari orang tuanya karena merasa takut dan tidak nyaman atas sikap kita
- Anak akan
merasa kebal, terbiasa dipukul dulu baru melakukan yang orang tua perintahkan
- Anak tidak
memiliki rasa empati terhadap perasaan orang lain
Orang tua mana yang mau anak merasakan dan tumbuh besar dengan perasaan seperti itu? Mungkin dalam penerapan tidak akan semulus dan semudah menulis dalam artikel ini atau semudah membacanya. Butuh tekad dan kesadaran penuh untuk bisa menjalaninya. Dan kunci untuk itu adalah kita harus selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa ta’ala, agar kita kita dimampukan untuk sabar dalam menghadapi dan mendampingi tumbung kembang anak kita.
Baca juga: 9 Metode Pengajaran untuk Menumbuhkan Kemandirian Anak
Sebagai pengingat (specially for me) agar terus berusaha melapangkan dada dalam membersamai anak-anak kita, yuks kita pahami perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dalam QS. At-Tahrim : 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Sebagai penutup, bahwa kitalah yang mengharapkan kehadiran anak-anak kita. Jangan merasa terbebani akan segala tahap perkembangan anak, termasuk ketika anak mulai sering tantrum. Syukuri setiap tingkah aktifnya, karena di luar sana masih banyak yang berharap ada di posisi kita....
Ya Allah, makanya aku takut banget kalo liat anak tantrum, takut kejadian sama anak sendiri.
BalasHapusMenghadapi anak memang harus tenang dan sabar ya. Sekalipun lagi kesel, jangan anak dijadiin pelampiasan, sekalipun anak ngelakuin kesalahan, dinasehatin aja baek-baek.
Ya Allah, semoga kita jadi orangtua yang amanah ya mbak :')
Terima kasih untuk sharingnya :*
Aamiin ya Rabb..terimakasih kembali mba
HapusBener banget nih. Kalau aku alhamdulillah anak busa di bilang jarang banget tantrum. Bersyukur banget.
BalasHapusBagaimana anak kita mereka adalah anugerah terbesar untuk kita ya mom.
Iya mba harus banyak bersyukur biar minim marah2
HapusCatatan banget buatku ini, masih sering gabisa kendalikan emosi jadinya aku kadang pura2 ngambek (padahal mah ngambek beneran) sama anak.
BalasHapusterimakasih ilmunya mbaa
Ini jga buat pengingat yg nulis kok mba, smangat pasti bisa!!
HapusNah ini mungkin kesalahan umum yang sering dilakukan oleh orang tua. Anak rewel malah dibentak, dimarahi. Bukannya bikin dia reda, malah tambah jadi. Tetap tenang untuk menghadapi si kecil😊
BalasHapusIya klo angkatan orang tua kita alias babybloomer kebanyakan begitu ya mba, smoga moms milenial dah ga gitu2 lagi
HapusmasyaAllah, jadi enak dibacanya ya..lakukan 4T dan jgn lakukan 4m..terima kasih remindernya mom icha
BalasHapusAlhamdulillah, makasih kembali mom
HapusSama2 mom..semangat menulis kebaikan ya jadi pengingat diri bgt ini
HapusKalau saya tambahkan satu T lagi, yaitu tega. Hehehe...
BalasHapusMeski sebenarnya Dalma hati ya tidak tega juga membiarkan anak begitu...
saya setuju yang ini, hehehe
HapusKlo dibiarin anak jga bsa stress mba, mgkin tega dgn tidak menuruti kemauan anak ya, tpi tetep harus didampingi
HapusSelalu hadir utk anak ngak hanya saat dia anteng tp jg saat dia rewel yaaa. 4T ini perlu bgt dilakukan ya mom. Kalo saya biasanya diamkan aja dlu. Katanya jgn dialihkan jg ya supaya dia tahu cara menghadapi masalah tsb. Gmna ga mom?
BalasHapusBetul mom, mengalihkan fokus anak biasanya saat anak masih dibawah 2thn, klo diatasnya lebuh diajarkan utk meregulasi diri
Hapussemua ibu nampaknya pasti akan melewati fas eterrible two dan three, saya juga! hihihihi tapi ini memang tahapan penting bagi mereka mulai mengenal lingkungan dan emosi mereka sendiri. dan si 4T ini penting dilakukan ya
BalasHapusIya mba, klo ga melewati fase ini malah bahaya krna ada sesuatu dgn anak klo cma anteng dan nurut terus
Hapusiy aya katanya begitu, kalau anak nguyu diem dan gak keliatan tertarik dengan apapun harus segera diperiksa
HapusKadang kalau anak tantrum memang bikin nggak tenang. Saya sewaktu kecil sering ikutan pusing kalau adik saya tantrum karena kekacauan akan terjadi. Sebab penanganan kurang baik dari ortu, berdampak besar hingga sekarang.
BalasHapusBersyukur kita jdi moms milenial ya mba jdi bisa lebuh melek informasi parenting
HapusKalau dulu pernah belajar metode pendidikan sentra atau BCCT, lebih dikenal dengan 3M. Ternyata sekarang ada 4M ya kak. Btw anak tantrum pasti terjadi, tinggal bagaimana cara kita menangani dengan lakukan 4T tadi ya.
BalasHapusSetuju.
BalasHapusMakanya dulu pas anakku tantrum di mall, wes, tak biarin dia menangis gegoleran di lantai mall karena mau beli balon yang harganya hampir 100rbu .😅😅😅
Karena kalau dituruti bakalan merembet sampai permintaan selanjutnya.
Wah informasinya bermanfaat banget nih Mom. Anakku dulu yang nomor dua mudah tantrum tapi sekarang alhamdulillah ga ada yang emosian.
BalasHapusMasyaallah ini mendidik banget ya cara mengatasi anak umur 2 tahun yang lagi Tentrum apalagi di tengah keramaian terimakasih banyak atas ilmunya sangat bermanfaat dan jujur saya baru tw, klo mendidik anak itu perlu banyak belajar banyak sekali ya metode yang perlu di gunakan.
BalasHapusYaya aku ngerasain banget ini difase terrible two saat anak pertama, memang kudu nerapin 4T tapi yang paling berat itu adalah Tenang, kadang udah keburu emosi juga hiks
BalasHapusAnaknya disuruh tenang, padahal emaknya aja belum bisa tenang. Harus banyak belajar lagi menjadi orang tua.
Masya Allaah.. bener banget sih mbak... Kita hatus bisa terima dan sadari bahwa apapun yg kita lakukan kelak akan di mintai pertanggungjawaban.. sehat selalu mbaak.. salam kenal ya dari Iconcent creator 😊
BalasHapusSelama ini masih sering kewalahan hadapi anak kewalahan ternyata trik jitunya cukup dengan 4T itu ya Mbak. Noted banget nih. Jadi reminder juga buat saya agar tidak melakukan yang 4M itu
BalasHapusThanks for sharingnya
mantap kali kak Ivaa page 1 barengan sama halodoc. Keren juga artikelnyaaa. Terimakasih sudah berbagi, ini bermanfaat banget untuk menghadapi anakku yang kadang2 suka tantrum euy
BalasHapusAnakku yang kedua malah mulai tantrum setelah usia 4 tahun, dalam hati pas dia umur 2 tahunan happy banget nggak ketemu terribel two... eh ternyata datanglah terrible four wkwkw.
BalasHapusUntungnya tantrum si anak kedua nggak lebih parah dari anak pertama, jadi emaknya bisa agak selow. Kunci hadapi anak tantrum emang dari ortunya sih. Selama ortu bisa tenang ga ikutan tantrum, ya insya Allah handlenya bisa smooth. Tapi kalau ortu malah ikutan tantrum ya jadinya konser tantrum barengan deh wkwk.
Suka bingung gitu gak sih ngadepin anak tantrum tuh. Pusing ikut uring uring an rasanyaaa. Makasih ya mom tipsnyaaa akan aku coba terapkan
BalasHapusWah terima kasih infonya kak, semoga bisa bermanfaat
BalasHapusKalau saya sih lebih ke cuekin sampai dia brenti sendiri. Sayangnya Mamah saya gak bisa begitu, akhirnya brantem deh sama Mamah. Eh, jadi curhat.
BalasHapuspoin 1 tuh bener banget. kalau ortu udah nggak tenang, gampang banget dah tersulut emosi, akhirnya malah keluar kata-kata tidak bagus dari mulut ortu.
BalasHapusNgeri juga sih kalau melihat anak yang mengalami tantrum, sebagai orang tua kudu terus berusaha untuk bersabar sekaligus mengajarkan anak untuk cara mengendalikan emosi dan beri nasihat sambil menunjukkan kasih sayang kepada anaknya
BalasHapusAnak emang anugerah terindah dalam hidup kita ya
BalasHapusMenghadapi anak tantrum memang gampang2 susah
Anyway makasih tipsnya ya, bermanfaat bgt mom
Aku masih ada PR untuk 1 anak bontotku.. Hee..
waini,, sering denger cerita temen yang anaknya tantrum, aduh jadi ngebayangin gimana
BalasHapusemang kunci pertama si ortu harus tenang ya kak