ivacwicha-header

Mengenali dan Mengoptimalkan Bakat Anak

Konten [Tampil]

Ajang pencarian bakat makin marak menghiasi layar kaca, baik di Indonesia maupun mancanegara. Mulai dari bakat bernyanyi, memainkan alat musik, melukis, menari, dan bakat secara fisik lainnya. Seringnya, yang menjadi juara adalah mereka yang memiliki suara indah nan merdu alias bakat menyanyi. Entah karena menyanyi yang dianggap paling menghibur atau karena paling banyak peminatnya. Mungkin begitulah dunia hiburan…

Terlepas dari hal di atas, sebenarnya bakat tidak hanya sebatas apa yang sering muncul atau sering menjadi tontonan banyak orang saja. Ada banyak jenis bakat yang Allah Subhanahu wa ta’ala titipkan kepada kita. Tinggal bagaimana kita bisa menggali potensi dan melatihnya dengan semaksimal mungkin agar bisa berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Mengingat bahwa bakat itu bisa menjadi modal penting untuk masa depan anak, Maka penting bagi kita untuk mencari tau dan mengenali potensi anak sedini mungkin. Tujuannya agar bakat yang dimiliki anak bisa semakin terasah dengan stimulasi yang tepat.

Tidak sedikit orang tua yang sudah mempersiapkan masa depan anak, mengatur dan merencanakan kesuksesan mereka hanya dengan pertimbangan sepihak tanpa memberi porsi bagaimana minat dan potensi anak. Padahal setiap individu mempunyai kemampuan dan keahlian masing-masing yang tidak bisa kita bandingkan atau kita paksakan dengan keinginan dan harapan masa lalu orang tua yang belum terwujud.

Jangan sampai, kelak anak kita menjalani kehidupan atau profesi yang bertentangan dengan minat dan bakatnya. Na'udzubillah min dzalik

 

Apa itu Bakat?

Bakat adalah kemampuan bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar mencapai impian yang ingin diwujudkan.

- C. Utami Munandar -

 

Bakat tidaklah hanya kemampuan dalam bentuk fisik yang bisa kasat mata saja, tapi bakat juga bisa dalam bentuk kemampuan dalam berpikir, menganalisis, dan masih banyak hal lainnya. Bakat itu yang mudah dilihat, mudah dikenali, dan konsisten muncul berulang-ulang. 

Jadi sebenarnya bakat itu bisa berkembang dan dikembangkan, dengan berbagai latihan atau faktor-faktor lain yang nanti akan kita bahas lebih dalam.


Jenis Bakat

1. Bakat Umum, merupakan potensi dasar yang dimiliki setiap individu pada umumnya. 
Seperti, kemampuan berbicara, kemampuan berpikir, kemampuan membaca dan menulis, serta kemampuan bergerak.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan atau potensi khusus yang dimiliki oleh seseorang yang belum tentu dimiliki oleh individu lain.
Bakat ini dibagi dalam 8 jenis kategori yang lebih dikenal dengan Multiple Inteligence yang telah saya kemas dalam gambar di bawah ini


mengenali-bakat-anak


Jadi, bakat anak tidak hanya sekadar jago menyanyi atau bermain peran saja ya Moms..

Tugas kita sebagai orang tua untuk bisa menggali dan mencari tau apa bakat anak kita agar potensi yang ada bisa semakin terasah dan dikembangkan. Lalu, bagaimana caranya?

Cara Mengenali Bakat Anak

Untuk menemukan apa bakat anak kita dibutuhkan waktu yang tidak singkat, karena perlu dilakukan pengamatan atau observasi yang bertahap. Jadi tidak satu dua hari bakat anak bisa terlihat. Biasanya mulai usia 2 atau 3 tahun anak akan menunjukkan kemampuan yang paling menonjol. 

                  Pentingnya Membedakan Emosi dan Strategi dalam Perilaku Anak 


Mengenali-bakat-anak

 

1. Temukan 4E dalam aktivitas produktif anak, seperti saat bermain. Apa saja itu 4E?

  • EASY, hal yang dengan mudah dilakukan oleh anak
  • ENJOY, sesuatu yang dilakukan anak dengan senang dan nyaman
  • EXCELLENT, apa yang dikerjakan anak hasilnya bagus
  • EARN, anak mampu menghasilkan baik karya maupun manfaat

2. Jangan batasi rasa ingin tahunya, beri kesempatan anak untuk bereksplorasi dalam kesehariannya

3. Amati & observasi sifat dan karakteristik anak yang sering muncul

4. Catat deskripsi apa adanya, tanpa ada labelling atau persepsi orang tua yang bisa jadi mengganggu observasi bakat anak yang sesungguhnya


 

2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Anak

Setelah mengetahui potensi dan kemampuan anak yang lebih dengan cara di atas, kita pun bisa mengembangkan atau mengasah bakat anak dari beberapa faktor berikut.

1. Faktor internal (inside out)

Dimana kita bisa mengembangkan yang sudah ada di dalam diri anak yang bisa kita amati dan sesuaikan berdasarkan:

  • Genetik, faktor yang diturunkan atau diwariskan dari orang tua atau keluarga.
  • Kepribadian, sifat atau karakter anak
  • Minat, rasa keinginan yang tinggi atau gairah akan suatu hal
  • Motivasi berprestasi
  • Keberanian mengambil resiko
  • Resiliensi, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. (Wikipedia)
Selama ini saya menganggap bahwa faktor genetik yang paling mempengaruhi bakat anak. Ternyata tidak berlaku pada anak saya, Azka. Sejak usia 2 tahun hingga saat ini berusia hampir 3 tahun, Azka sangat tidak antusias saat diajak bermain berhitung. Padahal kami orang tuanya memiliki basic akuntansi yang mana "bermain" angka menjadi nilai plus buat kami. 
Saya pun tidak memaksakan dan terus memberi peluang bakat yang lain, yang sesuai dengan kepribadian anak dan mencari tau apa minatnya. 
Ini pun hanya langkah awal dan bukanlah suatu penentuan. Dengan bertambah usia anak, lama kelamaan akan nampak potensi anak yang sesungguhnya dengan adanya faktor-faktor lain sebagai alat bantu untuk mengerucutkan berbagai pilihan bakat yang ada.

2. Faktor Eksternal (outside in)

Selain faktor internal, ada juga faktor dari luar yang sebenarnya belum ada di dalam diri anak, diantaranya:

  • Kesempatan dan pengalaman

Pastinya setiap bakat membutuhkan kesempatan dan pengalaman untuk mengasahnya, misalnya aktif dalam kegiatan atau lomba yang berhubungan dengan bakat anak.

  • Sarana dan pra sarana

Kita bisa memberikan sarana bagi bakat anak dengan mengikuti les atau klub dan menggunakan jasa tenaga profesional untuk melatihnya. Tentunya komunikasikan terlebih dahulu pada anak dan atur waktu yang tidak mengganggu waktu bermain dan istirahatnya.

  • Lingkungan

Lingkungan menjadi faktor pendukung bagi keterampilan dan bakat anak. Dimana lingkungan bisa menjadi motivator yang baik bagi seorang anak. Sebagai contoh, anak yang lahir dari keluarga seniman biasanya sang anak pun tidak jauh dari profesi orang tuanya karena terbiasa dengan lingkungan yang berkecimpung dalam bidang tersebut. Namun kembali lagi, ini hanya faktor pendukung untuk mengembangkan bakat anak.

  • Pola asuh orang tua

Yang paling penting tentunya pola pengasuhan orangtua yang memberikan kebebasan pada anak untuk menekuni bakatnya, tentunya dengan batasan yang mendukung perkembangan anak. Misalnya anak rutin latihan dan berkarya namun tetap memperhatikan kebutuhan anak untuk bermain, beristirahat, belajar dan melakukan aktivitas harian lainnya. 

Kata kata positif dari orang tua yang selalu menyemangati anak dan selalu ada saat anak bertanding atau menunjukkan bakatnya juga sangat dibutuhkan anak. Berikan juga kesempatan yang luas bagi anak untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya tentang bakat yang dimilikinya.


Dengan demikian bakat anak akan semakin terbentuk dan anak pun akan sehat secara mental, karena tidak ada unsur paksaan dari kita. Sebagai bonus, anak akan merasa diterima, dipahami, disayangi, dan diakui sehingga rasa percaya dirinya akan semakin meningkat.

Demikianlah cara untuk mengenali atau menemukan bakat anak serta cara untuk mengoptimalkan bakat mereka. Yang paling penting untuk diingat sebagai orang tua, kita tidak berhak untuk memaksakan keinginan atau harapan kita kepada mereka. Tugas kita hanya memfasilitasi minat dan bakat anak agar kelak anak bisa mencapai sesuatu yang sesuai dengan passion mereka, tentunya dengan arahan dan bimbingan dari kita sebagai orang tua agar anak tetap berada di jalan yang diridhai dan diberkahi Allah Subhanahu wa ta'ala.

Aamiin ya Rabbal'alaamiin...


Iva C Wicha
Parenting Enthusiast, Happy to share #FunLearning idea for Kids on my Instagram, Email: ivacwicha@gmail.com

Related Posts

39 komentar

  1. Jujur nih, sampai sekarang saya belum tau bakat anak saya apa. Padahal sudah saya coba memberikan kebebasan apa yang dia mau untuk memilih dan menjadi kesenangannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba observasi lebih mendalam lagi mom, biasanya keliatan kok dri keseharian anak, gunakan feeling dan intuisi seorang ibu 😊

      Hapus
  2. Ada tips khususnya yg okeee gak ya supaya bakat anak bisa terlihat sedetail mungkin?
    Sampai sekarang bakat anak bikin bingung. Sikon di kampung, ga cukup fasilitas menunjang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anaknya usia brpa mom? Bakat ini kan jangka panjang,ga perlu dipusingkan klo memang belum terlihat scara significant, tpi klo merasa butuh bgt untuk segera tau bisa coba tes screening mom

      Hapus
  3. Aku jadi ingat waktu ketemu sama teman pak suami seorang psikolog anak dan pernah ngobrol tentang bakat anak. Dari dia saya juga banyak belajar jadinya gak mengkhususkan si anak harus ikuta apa, aku sengaja membebaskan dia mengerjakan apa yang dia suka biar lebih terlihat bakatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bagus mom, emang klo usia dini baiknya eksplore byk hal sambil terus di observasi

      Hapus
  4. Nah ini nih emg penting banget, jujur aku jg kadang suka bingung apa bakatku haha. Tips oke klo nnti nikah & punya anak biar tau bakat anak ku nnti seperti apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba bsa tanyakan orang terdekatnya kak, penilaian orang kadang lebih detail, xixixii

      Hapus
  5. Iya nih, perlu diketahui ya bakat anak sejak dini. Apalagi sekarang ini masih banyak orang tua yang cenderung menilai dengan prestasi saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini stigma yg smoga bsa sgera berubah, krna anak hebat bukan hanya dilihat scara akademis saja

      Hapus
  6. Aku baru tahu tentang aktivitas 4E ini Mba ☺️ jaman sekarang udah maju jadi untuk mencari tahu bakat anak bisa dipantau orangtuanya. Jamanku belum ada hal kayak gini hehe

    BalasHapus
  7. Wah seru banget memang kebetulan aku suka banget ngikutin parenting tentah tumbuh kembang anak dan ttg mengembangkan bakat serta potensi anak. Karena menurut aku banyak anak memiliki bakat dan minat masing2 berhubung profesi aku juga mewajibkan aku yntuk bisa mengasah potensi anak.

    BalasHapus
  8. seru memang ya ngikuti perkembangan anak, semoga bisa mendampingi sesuai track nya nih :)

    BalasHapus
  9. duh semoga ya kita diberikan kemampuan untuk mengarahkan dan memberikan sarana prasara untuk bakat anak kita, apalagi untuk yang bakatnya sudah terlihat sejak kecil nih

    BalasHapus
  10. Bakat anak saya kayaknya nyanyi nih mbak, haha.. tapi masih samar sih ya. semoga apapun bakatnya nanti, bisa bermanfaat untuk dirinya dan juga orang banyak, aamiin..

    BalasHapus
  11. Sepakat dengan 4E diatas. Aku sebelum berusaha mengenali bakat anak, kenali diriku sendiri. Alhamdulillah bisa sampai 4E. Lalu sekarang coba menerapkan 4E itu juga ke anak-anak melalui proses juga tentunya. Semangatttt

    BalasHapus
  12. dulu saya kira untuk mengetahui bakat anal harus ikut psikotest yang khusus mengetahui bakat anak, yang nantinya anak digiring dan didukung bakatnya sehingga tidak salah sasaran. tapi ternyata, dengan konsep 4E ini kita juga bisa tau ya, layak di coba nih kak untuk anak-anak saya

    BalasHapus
  13. jadi inget fitrah based education ya, ustad harry jg selalu bilang untuk mengobservasi mencatat apa aktivitas anak agar kita lebih punya reccord yang jelas apa bakat anak bukan sekadar kayanya dan ikut2an

    BalasHapus
  14. Anakku masih umur 21 bulan. Belum tahu kemana dan apa yang disukai, hihi. InsyaAllah mudah-mudahan bisa mengarahkan si kecil ke bakat yang diinginkan.

    BalasHapus
  15. Penting memang ya kak untuk tahu bakat anak sejak dini. Bagus ini buat pembelajaran saya kalau nanti udah menikah dan punya anak

    BalasHapus
  16. saya juga masih menelusuri bakat anak nih. Suka ganti-ganti soalnya, beberapa bulan yg lalu nyanyi, sekarang lagi hobi menggambar.Tapi apapun selama baik dan positif tetap perlu didukung yaaa..

    BalasHapus
  17. Sering kali bakat anak itu diperoleh dari orang tuanya. Misal orang tua yang pinter nyanyi, nurun ke anak. Terus ada juga sih yang enggak. Tapi, ya itu rata-rata "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" hehe

    BalasHapus
  18. Aku sendiri sebagai Ibu bingung bakatku di mana. Karena aku bisa adapatasi segala macam kegiatan. Tapi memang ada yang aku senangi dan tidak. Bakan anak ini jadi PR aku hehe

    BalasHapus
  19. anak saya 4th sekarang, saya belum mengerti bakat dia dimana, saya juga belum mengikutkan test bakat, hehe. Yang saya lakukan adalah mengajak dan mengenalkan apa saja hal yang positive, agar dia mengeksplore segala sesuatu dan belajar banyak hal

    BalasHapus
  20. Anakku 22 bulan nih mom, sejauh ini gaya belajarnya visual kinestetik tapi aku masih agak bingung cara mengoptimalkan tumbuh kembangnya seiring dg gaya ia belajar.

    BalasHapus
  21. Jadi langsung inget Ponakan daku kira-kira dia bakatnya ke apa ya, karena agak beda dari kakak daku style nya haha

    BalasHapus
  22. Bakat ini selalu jadi hal yang menarik buat dibahas. Kadang suka ada anak yang sudah tampak bakatnya apa, tapi orang tua nya belum begitu support karena satu dan lain hal. Padahal kalau diasah sejak dini bakatnya semakin berkembang.

    BalasHapus
  23. Alhamdulillah banget dari kecil aku udah tau bakatku, begitupun orangtuaku. Jadi mereka gak terlalu memaksakan aku harus begini, aku harus begitu and i'm happy for that

    BalasHapus
  24. Terima kasiihh artikelnya bermanfaat banget buat orang tua yang masih clueless sama minbak anak nih.
    So far anakku masih beragam aktivitasnya dalam usaha mengenali minatnya masing-masing.

    BalasHapus
  25. kalau anak pertama saya bakatnya di art, udah keliatan sejak dia umur 7 tahun. Kalau yang kecil belum keliatan sih. Harus diobservasi lebih jauh lagi.

    BalasHapus
  26. Setuju nih, kadang perlu waktu dan juga pemaparan terhadap kegiatan tertentu kalau ngomongin soal mengenali bakat anak. Soalnya, kalau belum dicobakan/diajak menyimak aktivitas tertentu, anak bisa jadi belum memahami bahwa kegiatan yang memerlukan bakat tersebut ada.

    BalasHapus
  27. Just want to say your article is as surprising.

    BalasHapus
  28. The clearness in your post is just excellent

    BalasHapus
  29. i could assume you’re an expert on this subject.

    BalasHapus
  30. this post is truly a nice piece of writing, keep it up.

    BalasHapus
  31. Wow, incredible blog layout! you made running a blog glance easy.

    BalasHapus
  32. Thanks for sharing this great information, Really looking forward to read more.

    BalasHapus
  33. Thanks for sharing this article to us. I gathered more useful information from your blog. Keep sharing more related blogs.

    BalasHapus
  34. Saladin (11 tahun) sudh kelihatan bakat kinestatiknya sejak balita, suka berlari dan memanjat pohon. Namun setelah itu baru kelihatan bakat visual dan bahasanya karena dia juga suka mendesain dan belajar huruf.

    Memang sejak dini perlu konsultasi ke psikolog ya untuk mengenali bakat anak.

    BalasHapus

Posting Komentar