Perasaan insecure kerap sekali menyerang mereka
yang suka membandingkan diri dengan orang lain. Terlebih pada seseorang yang
sedang memasuki fase baru dalam kehidupannya. Dimana masih kurang ilmu dan
pengalaman sehingga mudah sekali merasa insecure
dengan kondisi yang sedang dialaminya.
Seperti halnya seorang
new Moms yang masih meraba-raba akan peran barunya. Belum lagi kalau mendapat
cibiran orang-orang yang disekitarnya. Langsung deh auto baper atau ngerasa insecure dengan kondisi yang sedang
dialami.
Motherhood insecurities masih saja menyerang mereka yang masih perlu belajar banyak hal. Padahal sesama Moms sudah ga jamannya lagi saling nyinyir atau julid dengan bebas berkomentar tanpa menggunakan hati. Tapi namanya mulut manusia, kita ga bisa kontrol apa yang mau mereka katakan. Jadi cukup gunakan dua tangan kita untuk tutup telinga dari nyinyiran orang yang membuat kita insecure. Moms bisa juga tutup mata dari postingan instragramable yang membuat kita terlena untuk membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan dunia maya yang kita tak tau cerita dibaliknya.
Di tulisan sebelumnya
kita sudah membahas apa-apa saja yang menjadi pemicu perasaan insecure ini. Kalau sudah tahu
pemicu-pemicunya, baiknya kita hindari sedini mungkin agar tidak menjadi
penghambat kita untuk terus bersosialisasi secara sehat dan juga percaya diri
untuk bisa mengaktualisasi diri.
Lalu, bagaimana agar kita bisa terhindar dari perasaan tidak aman ini?
CARA MENGELOLA
MOTHERHOOD INSECURITY
1. Perbanyak Bersyukur
Klasik namun merubah
secara pasti. Walaupun kata bersyukur ini sering kita dengar tapi rasanya mudah
sekali terlupakan atau masih salah penafsiran. Tidak sedikit yang masih merasa
bahwa bersyukur dilakukan saat mendapat nikmat. Padahal, bukan nikmat yang
membuat kita bersyukur. Tapi bersyukurlah yang membuat semua menjadi lebih
nikmat.
Bahkan jika kita
hitung nikmat yang sudah kita dapat, pasti kita ga akan mampu menghitungnya. Banyak
nikmat akan terasa saat kita ikhlas menjalaninya. Kalau sudah merasa nikmat dengan
apa-apa yang kita miliki, maka kita ga akan merasa cemas, minder, atau ga
nyaman dengan kondisi yg ada di sekitar kita.
Banyak hal yang bisa
kita syukuri meski hanya menjadi Ibu Rumah Tangga. Jika kita menengok ke
belasan tahun yang lalu, peran Ibu Rumah Tangga masih menjadi suatu tittle yang dianggap ga keren dan kurang
berdaya. Padahal peran ini sangat penting untuk mencetak generasi-generasi
penerus bangsa yang lebih hebat di kemudian hari. Bersyukur ya, saat ini
Fulltime Moms sudah tidak dianggap sebelah mata lagi. Walaupun masih ada
beberapa Moms yang merasa minder atau terpaksa menjalani peran penuh di rumah.
Mau jadi working Moms atau fulltime Moms, masing-masing kita punya peranan penting kok.
Syukuri apapun itu yang menjadi peran kita, dengan begitu kita akan lebih happy saat menjalaninya dan tidak mudah
merasa insecure.
2. Berusaha untuk Selalu Berpikir Positif
Langkah kedua, setelah
kita mensyukuri apa yang kita punya, kita akan lebih mudah menemukan sisi
positif dari apa yang kita risaukan sebelumnya. Kita harus yakini, bahwa setiap
hal dalam kehidupan kita sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Semua hal pasti ada hikmah yang bisa kita
petik dan jadikan pelajaran hidup. Kegagalan atau ketidakmampuan kita pada
suatu hal bukanlah akhir untuk kita ratapi. Daripada kita menggerutu pada
keadaan yang bisa membuat kita insecure,
lebih baik kita temukan hal lain yang lebih bermanfaat dan menjadi peluang
untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
3. Yakin pada Kemampuan Diri
Setiap manusia
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tidak ada manusia yang
sempurna. Jangan karena kita tidak mampu melalukan atau memiliki apa yang kita
lihat dari orang lain, lalu kita merasa malu dan tidak percaya diri. Tapi gali
potensi apa yang bisa kita optimalkan, karena masing-masing kita telah Allah
titipkan sesuatu yang lebih yang bisa bermanfaat selama di dunia ini.
4. Upgrade Diri
Melanjutkan langkah
sebelumnya, kita bisa memperkaya ilmu dan
upgrade skill yang kita miliki. Karena ketidaktahuan bisa membuat kita
merasa ga pede sehingga insecure bersosialisai di lingkungan
yang baru sebagai Ibu. Beruntung lho kita jadi Moms milenial dimana kita bisa memperoleh
ilmu secara mudah melalui berbagai sumber. Apalagi saat pandemi ini, banyak
sekali acara seminar secara online yang membahas banyak hal, baik dari bidang parenting, kesehatan, bisnis, dan juga lifestyle. Jadi manfaatkanlah sebaik
mungkin kemudahan era digital ini untuk mengasah skill dan mempelajari banyak hal sehingga kita bisa merasa lebih secure lagi.
5. Temukan Circle yang Mendukung
Langkah terakhir yang
juga tak kalah penting, saatnya kita temukan lingkungan yang bisa saling
mendukung dan memotivasi. Segera tinggalkan mereka yang suka bicara tanpa hati.
Berlama-lama dalam lingkungan yang saling julid
dan membuat kita tertekan akan berpengaruh pada kesehatan mental kita. Saat ini
sudah banyak sekali komunitas sebagai wadah kita untuk bertukar pikiran secara
nyaman tanpa saling menjatuhkan. Dengan berada di lingkungan yang saling
menguatkan seperti ini, kita tidak akan merasa sendiri dan bisa melupakan
nyinyiran ga penting yang kita terima.
Tentunya kita juga
perlu menciptakan inner circle yang
saling terbuka juga, terutama terhadap pasangan. Karena tempat terbaik setelah
mengadu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
untuk berbagi cerita dan segala uneg-uneg yang kita rasakan adalah pasangan
kita sendiri.
Jadi, yuks kita agendakan
untuk berbagi cerita dengan pasangan kita secara rutin untuk mengurangi rasa insecure ini. Moms bisa sering pillow talks atau agendakan rutin untuk couple time bersama pasangan. Next, kita akan bahas dalam tulisan
berikutnya yaa…
Be positive, be happy, bye bye insecurity…
Yeiy ditunggu next pot untuk pillow talks nya mbak... Aku team pillow talks untuk Komunikasi sama pasangan. Kalau ga pinter2 berbagi cerita insecure bisa menjadi toxic dalam diri dan berujung depresi juga
BalasHapusKadang pun aku merasa insecure kalau lagi nggak ngapa-ngapain mba, jadi lebih suka menyibukkan diri dengan hal bermanfaat jadi nggak ada waktu untuk insecure :)
BalasHapusSaya juga kadang sedikit merasa iri sih ke teman-teman saya yang mereka kok cerdas banget ya dan banyak sekali punya pengalaman organisasi yang mereka ikuti. Untungnya saya merasa bersyukur punya kemampuan yang saya miliki dan saat ini terus berjuang untuk mengupgrade skill diri sekaligus mencari pengalaman baru dengan cara sering mendaftar volunteer atau magang meskipun beberapa kali saya gak lolos :)
BalasHapusberusaha untuk selalu berfikiran positif itu ternyata nggak mudah...
BalasHapusWah .. coba saat hamil anak pertama dulu tahu bacaan macam gini. Perlu banget emang circle positive ya.. yes to be happy!
BalasHapusWah ternyata meng-upgrade diri juga merupakan poin penting dalam masalah per-insekyuran.
BalasHapusYang perlu di highlight memang circle yang mendukung ya. Kalau ngga sulit juga buat aku. Insecure memang harus di hindari ya.
BalasHapusJaman sekarang gampang banget memang insecure. Apalagi dalam hal motherhood, karena terpampang nyata di sosmed. Makaya penting sekali untuk menentukan prioritas agar gak jadi tsunami info dan FOMO. Solusinya ada si diri sendiri memang :'') bagaimana membawa diri untuk melakukan hal-hal yang terbaik utk diri dan keluarganya sendiri.
BalasHapusBener juga ya, jaman sekarang mau upgrade diri makin dipermudah dengan online. Ketika pikiran disibukkan dengan berkreatifitas maka tak akan ada lagi celah untuk insecure.
BalasHapusKadang madih suka insecure sihh meskipun udah 25jam rasanya otak ngga berhenti huhuuuu. Ada apa denganku yaa
BalasHapusMasih mencoba dan berusaha untuk nggak insecure, walaupun ada saatnya sulit dan juga nggak mudah.
BalasHapusBoleh nih dicoba tipsnya
Selain karena membandingkan diri dengan orang lain. biasanya insecurity juga bisa muncul karena kurangnya acceptance terhadap diri sendiri. Maka penting sekali buat kita belajar menerima kekurangan plus kelebihan diri, menerima bahwa hidup itu ya ada manisnya, ada asamnya. Ketika sudah bisa di titik acceptance, menghadirkan syukur akan terasa lebih mudah.
BalasHapuscircle yang mendukung menurutku poin yang cukup penting juga mba, selain tentu lebih aware dengan kelebihan diri sendiri. support dari lingkungan tuh yang kadang bisa bikin kita, oh iyaaa.... semangat jangan insecure lagi
BalasHapuskalo mikirin insecure, gak akan ada habisnya... wajar tapi hadapi dengan secukupnya ;)
BalasHapusEmang harus saling dukung y mom jangan menjatuhkan semangat para mommy
BalasHapusAduh tulisan ini "kena" banget ke saya. Seringkali saya lupa dengan "bersyukur". Trims sudah mengingatkan.
BalasHapusBersyukur... kadang ada dari ucapan sehari hari saya yang masih belum mengadung syukur. Malu ya Allah, setelah sekian banyak nikmat dan rezki dari Allah.
BalasHapusInsecure ini susah susah gampang untuk mengobatinya. Harus kesadaran dari dalam sendiri dulu yang diperbaiki khususnga dengan cara bersyukur itu tadi. Jitu sekali.
BalasHapusIntinya di point 1 dan 2 ya Mbak, yang lain akan mengikuti. nice sharing Mbaa
BalasHapusLingkingan memang punya dampak yang besar untuk kesehatan mental kita. Kalau rasanya kita sering ga nyaman dan tersiksa ada di suatu lingkungan, lebih baik ditinggalkan
BalasHapusKadang kalo lagi insecure datang, aku milih untuk gak gabung ke lingkungan yang ns bikin aku insecure sih.. wajar gak ya ?
BalasHapusSyukur adalah koentji mak. Siapapun bisa merasa insekyur
BalasHapussejak jadi ibu, aku merasa lebih rentan merasa insecure. mental health nya itu bener-bener harus dijaga supaya bisa tetep positif, cara-caranya dengan apa yang mba iva tulis di sini :)
BalasHapusSyukur emang klasik, tapi ketika ketemu momennya jadi malu sendiri terkadang huhu
BalasHapusIni seeinh banhet dialami banyak orang. Bersyukur jadi poin penting ya, apalagi tiap orang punya kelebihan masing-masing
BalasHapus