Ramadhan sudah setengah jalan, Lebaran
pun segera datang. Padahal rasanya masih ingin berlama-lama di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini ya…
Membahas
Lebaran, ini menjadi tahun ke-2 kita merayakan Idul Fitri di tengah pandemi.
Larangan mudik pun masih digalakkan seperti tahun lalu, karena memang kondisi
yang belum memungkinkan untuk kita membuat kepadatan di berbagai tempat secara
serempak.
Awalnya
memang merasa sedih dan bertanya-tanya “kenapa mudik dilarang padahal vaksin
sudah sebagian besar dilakukan?”. Tetapi tak lama kemudian, seakan diingatkan
langsung dengan kejadian teman suami yang positif COVID-19 dengan gejala demam
hingga hilang penciuman padahal sudah menerima vaksin. Menjadi sadar kembali
bahwa bukan berarti sudah vaksin kita menjadi kebal dengan virus tersebut, sehingga
merasa bebas kembali ke kehidupan normal.
Tapi ya sudahlah, karena bukan masalah larangan mudik yang akan dibahas disini ya…
Kali
ini kita akan membahas tentang makna Idul Fitri yang semestinya. Semestinya
yang saya maksud disini adalah bagaimana memaknai Idul Fitri secara mendalam
bukan hanya sekadar aktivitas fisik seperti bersalam-salaman atau berkunjung ke
rumah saudara-saudara yang menjadi tradisi kita selama ini.
Dengan
adanya pandemi yang sudah satu tahun lebih lamanya ini, seakan Allah ingin kita
untuk memaknai Idul Fitri dengan lebih baik lagi. Dimana kita tidak disibukkan
dengan rangkaian persiapan mudik dan segala persiapan lain yang terkadang
membuat kita lalai dengan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan kita. Karena pada
dasarnya Idul Fitri bukanlah satu-satunya moment untuk berkumpul dan
bersalam-salaman dengan keluarga besar bukan?
Nah,
qadarullah pekan lalu tanggal 25
April 2021 saya berkesempatan mengikuti Kajian Online Bengkel Diri via zoom dengan pembahasan “Memahami Makna Idul
Fitri”. Materi yang disampaikan oleh Ummu Balqis yang juga Founder dari Sekolah Online Bengkel Diri sungguh penuh makna yang
mendalam. Biar ilmu yang saya simak waktu itu ga menguap begitu saja, jadi saya
tuliskan sekalian disini ya...
Sekaligus untuk mengisi jadwal nge-blog bareng
Komunitas Blogger Bengkel Diri yang pekan ini membahas tema Hari
Raya Idul Fitri juga. Semoga dengan menuliskannya kembali disini (yang semoga Allah
ridhai) mampu menghujam hati dan pikiran saya pribadi dan mungkin
untuk para pembaca juga. Aamiin
MAKNA IDUL FITRI
Sebagai
permulaan, kita mulai dengan pengertian secara Bahasa terlebih dahulu yaa.
Idul Fitri berasal dari Bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu
- Id secara bahasa berasal dari kata
’aada – ya’uudu yang artinya kembali, pulang,
kembali ke asal.
==>Asal
tempat = ma’ad
==>Waktunya
= mi’ad
Dijelaskan dalam QS. 'Ali Imran ayat 9,
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
"Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya." Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.
Yaitu kembali ke asal tempat pada waktu hari akhir kelak. Jadi, kata idul sendiri memiliki arti persiapan untuk kembali berpulang kepada-Nya (yang sifatnya abadi) yaitu persiapan menuju surga-Nya.
Sedangkan syarat untuk bisa mendapat atau masuk ke surga, djelaskan dalam firman Allah sebagai berikut:
-QS. Ali 'Imran:133,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
-QS. Az-Zariyat:15,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air,
Sebagaimana
ketika akan mudik, kita akan mempersiapkan segala macam bekal dan kebutuhan
untuk bisa berpulang dengan rasa tenang. Padahal mudik hanyalah perkara dunia,
sedangkan perkara akhirat kita justru kurang persiapan yang matang. Lalu
persiapan apa saja yang perlu kita lakukan untuk kembali berpulang kepada Rabb
kita yang waktunya bisa terjadi kapan saja tanpa bisa kita ketahui sebelumnya?
Maha Besar Allah dengan segala kebaikan-Nya, dimana setiap tahun kita diberi kesempatan untuk mengumpulkan bekal sebaik-baiknya di bulan Ramadhan. Sehingga kita mempunyai kesempatan untuk memperkuat taqwa dengan amalan-amalan yang Allah lebihkan pahalanya ketika bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berpulang ke surga-Nya. Karena surga sangat lekat dengan taqwa atau amalan-amalan yang menguatkan ketaqwaan kita.
- Fitri, yang
memiliki akar dari kata
Futhur: permulaan makan – kembali ke kebiasaan awal kita, yaitu boleh makan kembali.
Fithrah:
fitrah
Maksud
fitrah disini bukan berarti kita kembali suci atau bebas dari dosa. Sebagaimana
sebagian dari kita masih ada yang beranggapan bahwa Idul Fitri itu mereka
merasa terbebas dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Padahal dosa besar hanya akan
terhapus dengan taubatan nasuha.
Akan tetapi fitrah yang dimaksudkan disini adalah sifat cenderung mendekat kepada Allah dengan lurus dalam agama Islam, sesuai fitrah manusia dalam firman Allah QS. Ar-Rum:30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Jadi,
kata Fitri sendiri memiliki makna kembali ke fitrah untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan dorongan yang kuat untuk benar-benar ber-azzam menjalankan agama dengan menegakkan
syariat secara sempurna.
Lalu, bagaimana agama yang lurus dijelaskan dalam firman-Nya QS. Ali 'Imran:19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.)
Dari
penjelasan makna dua kata di atas, yang bisa kita jadikan spirit baru dan
seterusnya bahwa moment Idul Fitri adalah untuk menegakan syariat dalam
keseharian. Jadi, sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjadikan Ramadhan
ini sebagai training kita untuk bekal agar siap berpulang dan mendekat pada
Allah. Sehingga saat Idul Fitri tiba, kita mampu bertransformasi yang sejati,
dimana kebiasaan selama Ramadhan dalam berikhtiar memperkuat taqwa kita agar
senantiasa dalam fitrah dapat terus kita lakukan di bulan-bulan selanjutnya.
Aamiin
ya Rabbal ‘alaamiin.
Tak
boleh ketinggalan juga, ketika Idul Fitri tiba kita pun disunahkan untuk
menjalankan amalan-amalan berikut:
Sunnah saat Idul Fitri
- Mandi sebelum shalat
- Berhias diri dengan pakaian terbaik, bukan terbaru
- Bertakbir mulai bangun tidur hingga saat sebelum shalat Idul Fitri
- Saling mengucapkan selamat
- Mengucapkan “taqabbalallahu minna wa minkum – semoga Allah menerima amalku dan amal kalian”
- Mengambil jalan yang berbeda antara jalan berangkat dan pulang dari tempat shalat Idul Fitri
Tentunya
dalam kondisi pandemi seperti saat ini, ada pun beberapa amalan atau kebiasaan
yang belum bisa kita lakukan secara normal, namun tetap tidak mengurangi makna
dari Idul Fitri sendiri, seperti:
- Menjalankan shalat Idul Fitri sesuai protokol kesehatan yang bisa disesuaikan dengan kondisi tempat masing-masing
- Berkumpul dengan keluarga di rumah sambil terus bertakbir
- Walau belum bisa berkumpul dengan orang tua yang masih terpisah jarah dan waktu, kita masih bisa menyenangkan hati mereka dengan mengirimkan bingkisan lebaran, masih tetap bisa mengucapkan salam secara virtual.
- Mengasah empati terhadap sekitar dengan bersedekah dan berbagi kepada yang kurang beruntung
Masyaallah... Terima kasih sharingnya mbak.. insyaallah bermanfaat.. ^_^
BalasHapusSemoga kebiasaan selama Bulan Ramadan bisa terus kita terapkan.. aamiin
Masya Allah, aku juga selama ini beranggapan kalau idul fitri berarti kembali suci itu bisa menghapus dosa, padahal harus tetap taubat nasuha ya mba? Bukan sekedar tobat waktu Ramadan dan bulan selanjutnya melakukan dosa itu lagi :")
BalasHapusSemoga dengan merayakan Idul Fitri ditengah pandemi kita benar-benar memahami makna sebenarnya ya mba
Semoga tahun ini meskipun berlebaran di saat pandemi tidak mengurangi rasa syukur kita. Semoga Lebaran tahun ini menjadikan kita pribadi yang lebih baik dalam segala hal.
BalasHapus
BalasHapusSemoga kita tetap dpt memaknai Idul fitri & silaturahim meskipun pandemi. Aamiin....
Do'a yang sama setiap Idul Fitri agar kehidupan kembali normal. Udah kangen dengan suasana Idul Fitri dalam kondisi normal bukan new normal.
BalasHapusBener juga ya mba. Larangan mudik menjadikan kita lebih fokus ibadah di 10 hari terakhir. Bukan sibuk dg persiapan mudik. Masya Allah, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa
BalasHapusada banyak makna dan hikmah dari terjadinya pandemi ini untuk kita semua, biar kita lebih fokus beribadah, bersyukur dengan hal yang kita punya saat ini, dan lebih dekat dengan sang pencipta
BalasHapusAh gak kerasa sudah mau Idul Fitri. Semoga amal kita diterima untuk Ramadhan tahun ini juga bisa bertemu lagi tahun depan aamiin.
BalasHapusSeneng banget baca tulisannya.. Bismillah, jadi lebih menghayati lagi makna hari kemenangan..
BalasHapustinggal menghitung jam saja Ramadhan akan meninggalkan kita, semoga masih diberi kesempatan bertemu kembali dengan Ramadhan.. semoga kita bisa benar-benar memahami makna Idul Fitri ini ya.
BalasHapusMaaf lahir dan bathin ya Mbak :)
Idul Fitri tahun ini alhamdulillah udah bisa sholat Id, walau belum bisa mudik. InsyaAllah silaturahmi msh bisa digantikan teknologi, nurut dulu lha, sampai pandemi bisa bener2 ilang.
BalasHapusBerharap tahun depan udah bisa nih bebas mudik.
Betul Mbak Iva, dua tahun puasa dan idul fitri di rantau apalagi di rumah aja tuh mengajarkan bahwa ternyata bisa lho makan secukupnya, enggak perlu bukber yang berujung kalap ambil makanan. Aku merasakan lebih sederhana, lebih dekat dengan keluarga, saling menguatkan, dan berhubung punya bayi ya jadi bisa salat tarawih berjamaah di rumah.
BalasHapusMenjadi suci seolah diri ini terbebas dari dosa itu cita2 terbesar aku. Entah sih bisa spt itu atau engga soalnya blm maksimal ibadah Ramadhan ini.
BalasHapusSayangnya tahun ini aku nggak ikut shalat idul Fitri, daerahnya masih banyak yg bandel ogah patuh protokol.. Alhamdulillah puasa tahun ini lebih dekat dengan keluarga dan ibadahnya lebih baik dari tahun lalu, semoga tahun depan bisa lebih maksimal, aamiin
BalasHapusSudah divaksin bukan serta merta jadi aman terus bisa bebas ya kak, proses tetap lanjut dijalani. Kuy kerjasama semua agar pandemi lekas berakhir
BalasHapusSemoga pandemi ini berakhir, kangen banget teman-teman datang ke rumah, kita ga was -was, mereka juga ga was was. Nikmat sehat luar biasa dari Allah.
BalasHapusTerima kasih untuk remindernya ya mbak, 2x lebaran ini kita berdampingan dengan pandemi ya. Aku selama 2x lebaran ini belum melakukan silaturahmi kemana-mana kecuali ke tempat mamahku. Karena memang masih menjaga sekali untuk menghindari aktivitas berkumpul.
BalasHapusMeski berbeda rasanya, tapi saya mensyukurinya alhamdulillah ya mba masih bisa menikmati indahnya lebaran bareng keluarga. Semangat kita
BalasHapusBTW, aku ngerasa sedikit tekanan pas idul fitri 2 tahun ini di kala pandemi. Kayak serba salah. But, terus semangat dalam melakukan protokol dan anjuran demi a better eid di tahun berikutnya.
BalasHapusMasha Allah, sangat insightful. Selama ini sudah sering salah paham maksa sebenarnya dari Idhul Fitri yaa. Semangat untuk kakak dan kita semua. Semoga selalu diberikan kemudahan menjalankan segala urusan di tengah pandemi . Ditunggu informasi dan cerita yang insighful lainnya ya kak ♥
BalasHapus