Konten [Tampil]
Omicron, varian baru covid 19 yang mulai menyebar di Indonesia sejak akhir tahun lalu hingga kini telah mencapai angka 254 kasus. Meski terbilang bergejala ringan, jangan sampai membuat kita terlena dan kendor prokes ya. Pandemi masih terus harus kita perangi setiap hari. Terlebih varian terbaru omicron ini lebih mudah menular dan bisa menyebabkan lonjakan tinggi jika kita sepelekan.
Awalnya sempat panik saat mendapati berita varian omicron yang mulai banyak menyebar di Ibu Kota. Kebijakan sekolah dari rumah pun telah diberlakukan lagi untuk menanggulangi merebaknya varian omicron ini. Varian omicron dengan gejala yang hampir sama dengan gejala flu biasa ini justru membuat ku parno sendiri. Apalagi saat suami tiba-tiba flu beberapa hari yang lalu dan langsung menular ke anak kami.
Ga mau khawatir berlebih dan menduga-duga saja, akhirnya aku cari informasi detail mengenai varian omicron ini. Biar ga termakan hoaks yang beredar tanpa pertanggungjawaban, aku pun mengikuti youtube live bersama KBR Indonesia hari Jumat lalu.
Talkshow Ruang Publik KBR kali ini mengangkat tema “Seberapa Bahaya Varian Omicron?” seakan menjadi jawaban kekahawatiran yang sedang aku rasakan. Bersama 2 narasumber yang berkompeten, acara ini memberikan banyak informasi dan juga meningkatkan kewaspadaan kita kembali akan virus COVID-19 apa pun variannya.
Di Asia sendiri sudah banyak kasus meningkat, khususnya di India dan Filipina. Tidak luput negara Indonesia tercinta, yang kasusnya juga turut bertambah di permulaan tahun yang baru ini. Meski demikian tidak perlu panik dan khawatir berlebihan. Namun jangan juga santai berleha-leha, harus tetap waspada dan terus perketat protokol kesehatan.
Ya, sudah hampir 2 tahun sejak COVID-19 pertama masuk ke Indonesia. Hingga kini virus ini terus bermunculan dengan varian-varian baru yang semakin beragam dan juga mengkhawatirkan. Meski angka kasus sudah melandai, kita harus tetap waspada dan mengenali varian baru ini. Harapannya tidak terjadi lonjakan gelombang ketiga seperti saat menyebarnya varian Delta di Indonesia pada bulan Juli tahun lalu.
Salah satu narasumber acara ini adalah Bapak Brigjen TNI (Purn) dr.Alexander K. Ginting S.Sp.P(K) FCCP, yang merupakan Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19. Beliau menyampaikan bahwa,
Apa itu Varian Omicron?
Varian Omicron merupakan mutasi terbaru yang mana varian ke-13 dari virus corona. Varian ini pertama kali muncul di Afrika Selatan pada bulan November 2021 lalu. Tingkat penyebarannya pun begitu cepat di berbagai negara Eropa dan hingga kini sudah ada 135 negara yang melaporkan adanya kasus Omicron.Di Asia sendiri sudah banyak kasus meningkat, khususnya di India dan Filipina. Tidak luput negara Indonesia tercinta, yang kasusnya juga turut bertambah di permulaan tahun yang baru ini. Meski demikian tidak perlu panik dan khawatir berlebihan. Namun jangan juga santai berleha-leha, harus tetap waspada dan terus perketat protokol kesehatan.
Ya, sudah hampir 2 tahun sejak COVID-19 pertama masuk ke Indonesia. Hingga kini virus ini terus bermunculan dengan varian-varian baru yang semakin beragam dan juga mengkhawatirkan. Meski angka kasus sudah melandai, kita harus tetap waspada dan mengenali varian baru ini. Harapannya tidak terjadi lonjakan gelombang ketiga seperti saat menyebarnya varian Delta di Indonesia pada bulan Juli tahun lalu.
Salah satu narasumber acara ini adalah Bapak Brigjen TNI (Purn) dr.Alexander K. Ginting S.Sp.P(K) FCCP, yang merupakan Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19. Beliau menyampaikan bahwa,
Varian Omicron ini mudah bermutasi dan dalam virus ini ditemukan gen-gen mutan. Kemudian yang membedakan dengan varian sebelumnya adalah kecepatannya menular dan bereplikasi. Gambaran klinis hingga kini tidak menggambarkan sebagaimana varian delta di bulan tujuh, yang terjadi lonjakan dahsyat…
Meski demikian kita harus tetap waspada. Karena jika varian Omicron sampai masuk ke kluster rumah tangga maka yang akan terkena dampaknya akan semakin luas, terlebih mereka yang memiliki imunitas rendah, komorbid, dan juga orang yang telah lanjut usia.
Gejala dan Pencegahan Varian Omicron
Narasumber lainnya merupakan seorang Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) yaitu Ibu Masdalina Pane. Beliau menyampaikan bahwa,..dari angka 6,8 juta kasus yang diperiksa terdapat 180.000 mutasi yang 15.000 diantaranya adalah varian omicron.
Dari jumlah kasus yang terdata, para pendatang yang masuk ke Indonesia dan telah dilakukan pengecekan, sebanyak 80% positif dengan gejala ringan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Jumlah tersebut dari berbagai kalangan usia baik perempuan maupun laki-laki dan sudah melakukan vaksinasi.
Memang benar bahwa varian omicron ini memiliki gejala yang ringan. Bahkan bagi mereka yang telah 2x vaksin ditemukan banyak kasus terinfeksi yang tidak bergejala. Namun harus tetap diwaspadai ya, karena gejalanya yang ringan yang hampir sama dengan penyakit influenza dan begitu cepat menular.
Meski gejalanya tidak seberat varian delta, namun tetap ada angka kematian dari kasus terinfeksi varian omicron. dr. Alexander pun menjelaskan bahwa pencegahan kasus covid-19 apapun variannya tetap sama, yaitu patuhi prokes 5M serta lakukan vaksinasi lengkap.
Meski gejalanya tidak seberat varian delta, namun tetap ada angka kematian dari kasus terinfeksi varian omicron. dr. Alexander pun menjelaskan bahwa pencegahan kasus covid-19 apapun variannya tetap sama, yaitu patuhi prokes 5M serta lakukan vaksinasi lengkap.
- Memakai masker dengan benar
- Mencuci tangan
- Menjaga jarak atau social distancing
- Menghindari kerumunan
- Mengurangi mobilitas
Langkah Pemerintah dalam Penanganan Kasus Omicron Varian Baru COVID-19
Varian ini memang berasal dari luar negeri yang dibawa oleh para pendatang atau mereka yang baru saja bepergian dari luar negeri, baik urusan bisnis atau pun kepentingan lainnya. Sayangnya, pemerintah tidak bisa serta merta menutup akses masuknya pendatang dari luar negeri. Hubungan dengan luar negeri harus tetap dipelihara karena akan berpengaruh pada ekonomi dan perdagangan.
Namun demikian, pemerintah tetap melalukan beberapa langkah preventif agar kasus varian omicron ini tidak semakin menyebar.
Pemberlakuan masa karantina pun masih terus berubah-ubah mengikuti panduan dan pertimbangan banyak hal. Mulai dari 7 Januari 2022, masa karantina yang semula 14 hari berubah menjadi 10 hari bagi mereka yang datang dari negara-negara yang telah mencapai angka 10.000 kasus. Selain dari negara tersebut, diberlakukan masa karantina selama 7 hari yang awalnya 10 hari.
Memberlakukan Karantina bagi siapa pun yang masuk ke Indonesia dari luar negeri
Semua yang dari luar negeri dijaga dan dicek keseluruhan di pintu masuk, baik darat, laut, dan udara, Bahkan ada 9 titik cek point yang harus dilewati hingga mereka masuk karantina.Pemberlakuan masa karantina pun masih terus berubah-ubah mengikuti panduan dan pertimbangan banyak hal. Mulai dari 7 Januari 2022, masa karantina yang semula 14 hari berubah menjadi 10 hari bagi mereka yang datang dari negara-negara yang telah mencapai angka 10.000 kasus. Selain dari negara tersebut, diberlakukan masa karantina selama 7 hari yang awalnya 10 hari.
Pemerintah pun juga memberikan subsidi karantina bagi mereka pekerja imigran, pegawai pemerintah, dan pelajar yang sedang libur studi di luar negeri. Namun bagi mereka yang bepergian dari luar negeri di luar kategori tersebut, harus karantina mandiri di tempat-tempat yang memang sudah dipersiapkan untuk karantina.
Peran orang tua sangat penting dalam menyampaikan kondisi anak, baik kondisi fisik maupun alergi yang diderita oleh anak.
dr. Alexander pun tak lupa mengingatkan bahwa varian terbaru omicron ini memang tidak seganas varian delta. Tapi tetap harus diupayakan agar tidak menyebar atau menular ke keluarga atau komunitas. Jangan sampai varian omicron ini menjadi masive di masyarakat seperti di India saat ini. Jangan tawar menawar dan juga jangan isoman dirumah hingga membahayakan anggota keluarga yang lain. Peran masyarakat sangatlah penting untuk menghentikan penyebaran kasus COVID-19.
Tidak memperpanjang visa negara yang terjangkit varian baru COVID-19
Ada 13 negara yang tidak bisa masuk ke Indonesia karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus baru ke Indonesia.
Meningkatkan pengawasan hingga ke RT/RW
Pengawasan dari RT/RW pun harus ditingkatkan kembali terutama jika ada warga yang ada kontak atau bepergian dari luar negeri. Jika ada kontak dengan penderita harus segera diperiksa dan segera diisolasi jika positif.Vaksinasi Merdeka untuk Anak mulai usia 6 tahun
Selain itu, dr. Alexander pun menjawab pertanyaan yang aku ajukan saat Youtube Live mengenai langkah preventif bagi kluster anak-anak. Beliau menyampaikan bahwa pemerintah menghimbau dan meminta kontribusi para orang tua untuk mensukseskan vaksinasi untuk anak umur 6-12 tahun.Peran orang tua sangat penting dalam menyampaikan kondisi anak, baik kondisi fisik maupun alergi yang diderita oleh anak.
Kesimpulan: Seberapa bahaya Omicron varian terbaru COVID-19?
Pastinya tiap orang memiliki pemikiran dan pandangan masing-masing dalam menghadapi setiap kasus yang terjadi, termasuk si omicron varian terbaru dari COVID-19 ini. Namun, sebagai seorang Ibu Rumah Tangga pasti kita ingin memberikan perlindungan terbaik untuk anak-anak dan keluarga kita. Karena pada dasarnya mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? Yuks tetap semangat jalankan prokes dan jaga imun serta iman kita.
Oh grjalanya batpil sama sakit tenggorokan ya. Kayak sakit flu biasa aja ya. Jadi takut kalau keluar rumah nie.
BalasHapusSemoga kita terhindar dari varian omicron ini ya.
Saking banyaknya varian covid aku gak hafal apa saja bedanya.. Intinya untuk pencegahan tetap sama ya mba, tetap patuhi 5M..
BalasHapusSemoga kita selalu diberi kesehatan yaa.. Aamiin..
tetap taat prokes dan tidak terlena akan kelonggaran yang mulai terjadi di beberapa tempat. meski tampak ringan gejalanya tapi bagaimanapun virus akan menyerang kala imun tak bagus.
BalasHapusMeski bisa dibilang kasus pandemi ini udah lumayan melandai, kita ga boleh lengah ya mb. Tetap patuhi protokol kesehatan. Semoga kita semua sehat selalu. Aamiin
BalasHapusKita sudah hidup di dunia seperti ini, ada satu hal yang perlu kita kuatkan yaitu kembali kepada agama, menguatkan keyakinan dan menjalankan setiap perintahnya. Salah satu aplikasinya adalah hidup sehat dan bersih, melakukan ikhtiar-ikhtiar pencegahan. Melakukan ikhtiar bumi dan langit. Menjalankan PHBS, pakai masker, dan mendoakan orang lain.
BalasHapusMakin ke sini, omicron di Indonesia makin meningkat kasusnya. Walaupun tidak seberat varian delta, tapi tetap saja kita harus waspada dan selalu jaga prokes....
BalasHapusTurunan Covid -19 makin banyak, makin ke sini gejala mirip sama penyakit yang udah ada. Mau gak mau bawaannya curigaan terus sama orang² yang batuk ato flu biasa. Tapi mau gimana lagi, sebelum jadi endemi kebiasaan prokes harus dijalanin ketat. Supaya aktivitas bisa normal lagi (new normal).
BalasHapus