Konten [Tampil]
Menyambut satu semester usia bayi, rasanya Moms akan butuh buku panduan MPASI yang memudahkan kita dalam persiapan MPASI anak. Salah satu buku yang aku baca menjelang masa MPASI anak kedua ku adalah buku “Mommyclopedia: 567 Fakta tentang MPASI”.
Membahas seputar bayi, khususnya MPASI, masih banyak sekali mitos yang beredar dan ‘diyakini’ para orang tua. Kebiasaan lama yang turun temurun dari orang tua kita terdahulu masih saja dipraktikkan ke anak kita atau cucu mereka. Padahal saat ini sudah banyak bertebaran informasi dari para ahli yang menjelaskan detail soal MPASI yang tepat.
Meski pun tak jarang juga beredar ‘gaya’ pemberian MPASI ala kekinian yang ternyata kurang tepat untuk diberikan ke bayi. Tak ingin salah kaprah dalam menyiapkan menu MPASI untuk anak, aku pun memilih mencari sumber informasi dari yang berkompeten di bidangnya. Selain konsultasi dengan dokter spesialis anak, aku juga membaca buku panduan yang berisi fakta seputar MPASI.
Siapa yang tak mengenal dokter cantik spesialis anak yang malang melintang dalam jejaring media sosial. Seorang dokter yang concern membahas pertumbuhan anak, khususnya masalah MPASI. Dokter cantik yang akrab disapa 'dokmet' alias dokter Meta Hanindita, sudah aktif berbagi ilmunya di Instagram sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu.
Isi dari feed dan highlight Instagram beliau penuh dengan informasi seputar MPASI, mulai dari mitos fakta hingga resep MPASI. Meskipun sudah sangat lengkap, namun aku merasa kurang nyaman dan seringkali terdistraksi hal lain saat scrolling di Instagram. Alhasil membaca buku beliau langsung adalah jalan ninjaku.
3 Bab isi Buku Panduan MPASI karya Dokter Meta Hanindita
Sesuai dengan judulnya “567 Fakta tentang MPASI”, buku yang akan aku ulas kali ini berisi fakta-fakta tentang hal mendasar MPASI hingga menepis berbagai mitos yang banyak beredar. Buku karya dr.Meta Hanindita, Sp.A.(K) ini dibagi dalam 3 bagian utama yang mudah dipahami. Yups, sebanyak 567 fakta dituliskan secara singkat, padat, dan jelas oleh dokter Meta.
Tentang MPASI
Bab ini mengambil porsi terbanyak dalam buku ini. Tidak hanya membahas soal teori dan persiapan MPASI saja. Dalam bab ini juga dibahas tuntas mengenai aturan pemberian makan, ukuran dan nilai zat gizi dalam MPASI. Tak lupa pembahasan soal seputar alergi bayi pun tak ketinggalan.Dari bab ini, aku jadi ga ragu lagi dalam proses masak MPASI hingga penyimpanan dan penyajian kembali untuk si Kecil. Tak luput juga, dalam bab ini dibahas singkat mengenai salah satu metode pemberian MPASI yang masih saja banyak mengundang pro dan kontra, yaitu Baby Led Weaning.
Jadi jangan mudah terbawa arus kekinian di social media ya Moms. Ternyata metode Baby Led Weaning (BLW) ini tidak direkomendasikan oleh WHO. Tentu bukan tanpa sebab, metode ini tidak dianjurkan karena dari hasil penelitian, bayi dengan cara makan BLW memiliki nilai kecukupan gizi yang kurang dibandingkan bayi yang makan dengan cara konvensional.
Pertumbuhan Anak
Dalam bab ini ada 3 sub bab penting yang merincikan soal pertumbuhan bayi. Mulai dari memantau pertumbuhan, masalah makan, hingga konstipasi. Seakan mengingatkan kita kembali bahwa pemberian MPASI bukan sekadar pemberian makan agar bayi kenyang dan tenang saja. Tetapi lebih dari itu, pemberian MPASI juga untuk memenuhi dan membantu pertumbuhan anak dengan sebagaimana mestinya.Mitos Seputar MPASI
Bab terakhir yang tak kalah penting. Seperti sudah aku singgung di awal, banyak sekali mitos yang beredar seputar perawatan bayi termasuk masalah pemberian MPASI. Ada 78 mitos yang dituliskan oleh dokter Meta beserta dengan fakta yang seharusnya.Aku spill sedikit saja ya, mitos yang santer banget di telinga kita. Baik dari orang tua kita langsung atau pun orang-orang di lingkungan sekitar kita.
Bagaimana? Cukup tercengang tapi bikin lega juga kan. Nah sekarang ga perlu ragu dan lebih yakin kan untuk menjawab “julidan” tentang pemberian MPASI yang kita praktikkan. Eits, tapi jangan minta spill mitos fakta lebih banyak yaa, nanti bisa termasuk pelanggaran hak cipta nih, hehehe.
Oiyaa, jika tak ada dana untuk mem[beli buku atau menjalankan gaya hidup minimalis. Bisa lho pinjam buku panduan MPASI tersebut secara online. Buku tulisan dokter Meta untuk judul 567 Fakta tentang MPASI tersedia di Ipusnas. Sudah tahu kan Ipusnas? Ipusnas ini aplikasi perpustakaan online yang menyediakan buku-buku dari berbagai kategori, termasuk seputar permasalahan bayi.
Jadi ga perlu alasan lagi untuk tidak baca buku dari sumber yang kompeten. Sedikit tips dari aku nih, sebelum membeli atau meminjam buku agar tidak menyesal dengan isinya. Moms bisa cari ulasannya terlebih dahulu baik di marketplace atau pun media sosial dan blog. Sekarang banyak kok Book Reviewer yang membagikan ulasannya secara detail dan menarik.
Sebagai tambahan untuk persipaan MPASI, aku pun mencari referensi dari social media juga. Eitsss tapi perlu hati-hati dan pastikan sumbernya dari yang berkompeten di bidangnya. Karena saat ini semakin banyak akun yang membahas soal MPASI juga. Meski tidak 100% salah, tapi banyak juga yang tidak 100% benar.
Sebagai tambahan untuk persipaan MPASI, aku pun mencari referensi dari social media juga. Eitsss tapi perlu hati-hati dan pastikan sumbernya dari yang berkompeten di bidangnya. Karena saat ini semakin banyak akun yang membahas soal MPASI juga. Meski tidak 100% salah, tapi banyak juga yang tidak 100% benar.
Jangan sampai esensi dari MPASi tergadaikan gara-gara masalah “tambahan” yang katanya untuk ini itu, tetapi ternyata justru memberatkan atau menyusahkan dalam menyajikan MPASI ke anak. Aku bersyukur sekali, saat persiapan MPASI anak ke-2 ku bulan lalu, aku mendapat rekomendasi dari temanku seorang Travel Blogger.
Aku disarankan untuk follow Instagram salah satu dokter yang fokus masalah MPASI anak dan juga pola hidup sehat. Seorang dokter sekaligus ahli gizi masyarakat yang bernama DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum. (pemilik akun @drtanshotyen).
Dari beliau aku semakin yakin bahwa menyiapkan mpasi itu mudah dan bukan hal yang ribet. Banyak sekali fakta mengejutkan yang aku temukan dari akun beliau, aku sampai dibuat betah membuka satu per satu postingan beliau hingga feed yang paling bawah lho.
Dari beliau aku semakin yakin bahwa menyiapkan mpasi itu mudah dan bukan hal yang ribet. Banyak sekali fakta mengejutkan yang aku temukan dari akun beliau, aku sampai dibuat betah membuka satu per satu postingan beliau hingga feed yang paling bawah lho.
Fakta yang paling membuat ku terkaget-kaget adalah mengenai keju. Bahwa keju yang beredaran di pasaran bukanlah sumber kalsium yang tepat selama masa MPASI karena hanya “fake cheese” (bisa ketik langsung di google). Intinya, tak perlu banyak asesoris tambahan ala kebarat-baratan yang justru bikin kantong menjerit.
Anak kita yang lahir dan tumbuh di Indonesia, sudah seharusnya menikmati hasil sumber pangan yang kaya akan variasi hasil kekayaan alam disini. Selain itu, yang tak kalah menarik soal pemakaian gula garam yang masih saja menjadi perdebatan hingga kini. Hayo, tim no gula garam atau bebas pakai asal sewajarnya?
Padahal awal mulanya, penambah rasa itu bukanlah gula dan garam lho. Tetapi garam dan lada. Gula memiliki zat adiktif yang bisa membuat ketagihan. Rasa manis bisa diperoleh secara alami dari beberapa jenis sayuran dan protein. Sedangkan penggunaan garam dalam dunia medis masih diperbolehkan, asalkan dengan takaran yang seharusnya. Kira-kira sekitar satu per sepuluh (1/10) sendok teh per hari untuk pemberian dalam MPASI.
Penutup
Menyambut masa pemberian Makanan Pendamping ASI memanglah membuat antusias sekaligus khawatir di saat yang bersamaan. Apalagi jika menjadi kali yang pertama. Namun, MPASI adalah moment yang harus disambut dengan penuh kesiapan dan pengetahuan yang cukup agar masa ini tidak menjadi moment penuh dram bersama anak. Membaca buku panduan MPASI bisa menjadi cara yang cukup efektif dan efisien dalam mempersiapkannya. Agar kebutuhan nutrisi si Kecil tercukupi, Moms pun minim stress karena sudah tahu pakem dalam pemberian MPASI ke anak.
MPASI memang banyak tantangannya ya Mbak. Terutama untuk ibu-ibu kantoran yang harus menitipkan proses perkembangan anak ke orang lain. Duh, saya merasakan banget masa-masa itu. Apalagi saat habis masa cuti melahirkan dan harus ngantor lagi. Tapi alhamdulillah yang menjaga anak-anak saya adalah keluarga terdekat dan orang tua tinggal dekat rumah. Jadi terasa lega untuk meninggalkan anak-anak di rumah.
BalasHapusBTW makasih untuk backlinknya ya Mbak. Semoga berkah untuk kita semua.