Tips Memilih Anting Bayi yang Aman, Lengkap dengan Plus Minusnya

Ada banyak hal yang perlu disiapkan saat menantikan kelahiran buah hati nan cantik jelita di tengah keluarga. Mempersiapkan anting bayi yang aman untuk dipakaikan di telinga mungilnya pun menjadi satu hal yang tak boleh dilupakan.

Menggunakan anting pada anak perempuan menjadi suatu budaya khas Indonesia, yang menjadi pembeda antara bayi perempuan dan bayi laki-laki. Selain itu, menggunakan anting juga bisa mempercantik tampilan agar bayi yang masih lugu tidak terlihat seperti laki-laki.

Maka dari itu, penggunaan anting bayi yang aman pada anak perempuan menjadi suatu tradisi turun temurun yang akan dianggap aneh jika tidak dilakukan. Toh dalam Islam pun, tidak ada pelarangan menggunakan perhiasan, asalkan tidak berlebihan yaa.

Penggunaan anting pada anak perempuan, biasanya dilakukan sejak anak masih bayi. Bayi yang baru lahir di rumah sakit atau bahkan di bidan pun, biasanya akan mendapat tawaran untuk melakukan tindik telinga pada bayi perempuan.

Tindik telinga pada bayi dilakukan agar penyembuhan luka tindik lebih cepat dan juga anak jadi minim trauma. Namun perlu diperhatikan beberapa hal agar kulit telinga bayi tidak mengalami infeksi yang justru bisa membuat bayi merasa tidak nyaman.

Tips Memilih Anting Bayi yang Aman untuk Newborn

Sebelum memutuskan untuk menindik telinga bayi, perlu dipersiapkan terlebih dahulu anting yang akan digunakan si Kecil. Perhatikan beberapa hal berikut dalam pemilihan anting bayi yang aman, bahkan untuk bayi baru lahir sekalipun.

1. Bahan dan kualitas anting

Kulit bayi lebih sensitif jika dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Apalagi jika orang tua si bayi memiliki riwayat alergi. Anting dengan bahan dasar emas, akan lebih aman digunakan karena minim menimbulkan alergi.

Anting berbahan dasar emas dengan kadar di atas 14 karat jauh lebih aman digunakan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan emas dengan kadar karat yang tinggi akan menurunkan risiko alergi pada kulit, karena pengaruh reaksi campuran logam selain emas pada anting.

Hindari pemilihan anting emas yang mengandung bahan-bahan atau logam campuran yang bisa memicu alergi. Bahan berbahaya seperti timbal dan kadmium, merupakan kandungan berbahaya pada logam yang dapat memicu keracunan hingga kerusakan sel.

Selain itu, produk anting emas putih dan rose gold juga mengandung nikel dan tembaga yang dapat memicu alergi pada kulit bayi. Nah, untuk versi low budget nih, pilihlah anting bayi yang aman dengan bahan logam lain seperti perak, platinum, atau palladium.

2. Ukuran dan bentuk anting

Memilih anting untuk bayi jangan hanya mengutamakan model atau pun bentuk yang disuka saja. Pilih anting dengan ukuran yang sesuai dengan ketebalan cuping telinga si Kecil. Anting yang terlalu besar dan berat justru bisa membuat lubang telinga anak menjadi lebar dan bisa membuat bayi kurang nyaman.

Dokter spesialis anak merekomendasikan berat anting emas pada bayi tidak lebih dari 2 gram. Selain itu perhatikan model atau bentuk anting yang akan dipakaikan ke bayi. Jangan memilih anting yang dengan hiasan menjuntai yang bisa membuat anting mudah tersangkut pada rambut atau pun baju bayi.

3. Cara pemasangan anting

Memakaikan anting pada bayi tentu tak semudah memakai anting untuk telinga sendiri. Untuk itu pilihlah anting yang mudah dipasang, namun juga tidak mudah terlepas. Banyak kasus ditemukan bayi yang menelan antingnya sendiri. Hal ini dikarenakan anting bayi tersebut mudah terlepas dengan sendirinya atau pun karena dimainkan si Kecil.

4. Tindik telinga dengan tenaga ahli

Melakukan tindik pada bayi baru lahir (newborn) tentu tidak bisa sembarangan. Karena kulitnya yang masih sensitif, tindik bayi harus dilakukan oleh tenaga ahli dengan menggunakan alat yang steril. Saat ini sudah banyak sekali metode tindik telinga bayi yang ada di rumah sakit atau pun klinik piercing khusus.

Setelah melewati drama kelahiran anak kedua yang penuh lika-liku, dimana aku bingung pilih induksi atau caesar. Aku langsung ditawari pihak rumah sakit tempat aku bersalin, untuk melakukan tindik telinga pada bayi perempuanku.

Namun, di rumah sakit tersebut (dan juga kebanyakan rumah sakit lain) tindik telinga masih dilakukan secara konvensional dengan jarum. Aku pun tidak mengambil tawaran tersebut. Pun saat konsultasi dengan dokter spesialis anak, beliau menyarankan untuk tindik bayi setelah lewat waktu sepekan saja.

Akhirnya aku memutuskan menindik telinga anakku saat usianya satu bulan. Sebelumnya sudah aku tuliskan tentang pengalamanku tindik telinga bayi dengan teknologi one push. Alhamdulillah, bayiku hanya menangis sebentar saja saat ditindik. Karena tidak ada luka sama sekali, perawatannya pun sangat mudah.