6 Cara Membuat Anak Suka Membaca

Menumbuhkan Minat Baca Anak di Tengah Era Digital

Di tengah gempuran digitalisasi, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menunjang kemampuan literasi anak. Sebagai Ibu Milenial yang saat ini kebanyakan anaknya merupakan generasi Alpha, butuh usaha keras untuk bisa terus menumbuhkan minat baca mereka.

Rasanya harus lebih sering dan santer untuk digaungkan. Bagaimana tidak? Kecanggihan dan kemudahan berselancar melalui layar digital, membuat anak terbiasa hidup serba praktis dan instan. Memang hal yang memudahkan, tetapi di sisi lain membuat anak jadi tidak menghargai suatu proses.

Kemampuan literasi pada anak sangat penting untuk ditumbuhkan sedini mungkin. Kemampuan literasi anak menjadi pondasi dasar untuk mengoptimalkan kemampuan menerima, mengolah, dan menyikapi informasi dalam kesehariannya.

Namun sayangnya, menurut data dari UNESCO disebutkan hahwa "Minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%". Dalam kata lain, hanya 1 banding 1000 orang di Indonesia yang suka membaca. Angka yang sangat memprihatinkan bukan? Padahal dengan membaca banyak kemampuan dan pengetahuan yang bisa didapatkan seseorang.

6 Cara Membuat Anak Suka Membaca

Anak generasi Alpha yang lahir di tengah era digital yang merajalela, pasti akan mudah dan mahir dalam mengoperasikan teknologi tanpa perlu diajarkan terlebih dahulu. Sangat berbeda dengan para orang tua baby boomers yang gaptek dan kesulitan mengoperasikan gadget atau media lainnya.

Meski demikian, bukan jadi alasan untuk tidak menumbuhkan minat baca anak yaa. Meski jaman sudah berubah, tapi kemampuan atau minat baca seseorang, terlebih anak patutlah untuk terus ditumbuhkan.

Memang menjadi tantangan tersendiri di tengah digitalisasi saat ini. Keindahan visual yang bisa diakses dalam layar genggam, membuat buku konvensional terasa kalah menarik. Namun, bukan berarti tidak mungkin untuk kita sebagai orang tua, untuk menjadikan anak-anak kita generasi yang mencintai buku.

Bagaimana caranya? Coba yuks luangkan waktu sejenak untuk mengikuti cara membuat anak suka membaca berikut. Syukur-syukur bisa membuat anak cinta buku dan menikmati proses belajarnya.

Ps: cara berikut berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil membaca kisah-kisah inspiratif di luaran sana yaa.

1. Kenalkan buku sedini mungkin

Apa yang terbayang saat membaca kata “sedini mungkin”? Mungkin persepsi awal tiap orang berbeda-beda yaa. Maka dari itu, yuks kita sepahamkan.

Mengenalkan buku ke (calon) anak, bisa dilakukan sejak anak dalam kandungan. Haaaah, bagaimana caranya? Mudah saja, hanya dengan membacakan buku ke janin dalam rahim kita. Pasti Ibu-Ibu disini suka kan mengajak ngobrol janin dalam kandungannya?

Nah, sesekali saat mengobrol lanjutkan dengan membacakan buku dengan suara yang bisa terdengar. Sambil belai lembut perut Ibu dan rasakan tendangan atau gerakan janin dalam kandungan kita. Setelah anak lahir, lanjutkan aktifitas ini dengan buku yang sesuai dengan usia anak.

2. Bacakan buku secara rutin dengan intonasi yang menarik

Seiring dengan bertambahnya usia si Kecil. Pilih buku-buku bergambar dengan cerita dan tokoh yang menarik. Dengan metode read aloud, anak akan lebih menyukai sesi membaca buku yang Ibu lakukan bersama si Kecil.

Kegiatan read aloud memiliki banyak manfaat untuk anak. Tak hanya menumbuhkan minat baca, tetapi juga bisa membantu anak dalam memperkaya kosa katanya di saat anak dalam masa terrible two. Pun menjadi cara jitu dalam melatih kemampuan membaca anak kelak.

3. Sediakan dan tata buku dalam rak yang mudah dijangkau anak

Biasanya anak di bawah 3 tahun, lebih suka membaca satu buku saja untuk dibacakan secara berulang-ulang. Mungkin bagi Ibu menjadi hal yang membosankan. Tapi untuk anak itu masih saja menjadi cerita yang mengasyikkan.

Untuk mengatasi hal ini, siapkan rak atau tempat khusus untuk menaruh buku-buku si Kecil. Agar anak lebih mudah dalam mengenali dan memilih buku yang akan dibacakan Ibu. Ingat yaa, bukan masalah seberapa banyak buku yang dimiliki, tetapi seberapa sering buku itu dibaca.

4. Membaca sambil bermain dengan bookish play

Karena dunia anak adalah dunia bermain, sesekali buatlah ‘ritual’ membaca dengan cara yang lebih menyenangkan. Saat anak ku akan memasuki usia 2 tahun, dulu aku sering menyiapkan kegiatan bookish play untuknya.

Bookish play merupakan kegiatan atau aktivitas bermain anak dengan menggunakan tema atau tokoh dari cerita dalam buku. Untuk detail cara dan contoh bookish play, sudah pernah aku tuliskan dalam artikel lain yaa.

5. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan

Melihat jejeran buku dalam etalase, baik di toko buku atau pun perpustakaan. Menjadi satu kegiatan yang menyenangkan, yang bisa menumbuhkan rasa cinta anak kepada buku. Aroma buku yang khas yang tidak akan bisa didapatkan saat membaca secara digital.

Sesekali hadiahkan anak dengan buku baru yang bisa dia pilih sendiri dari etalase toko. Apalagi saat ada pameran buku tahunan yang memberi diskon besar-besaran. Menjadi moment yang sangat dinantikan keluarga kami bersama.

Namun saat budget belum ada, tak ada salahnya untuk berkunjung ke perpustakaan. Saat ini sudah banyak perpustakaan gratis dengan fasilitas yang sangat lengkap, terutama untuk anak-anak. 

Bagi warga Jabodetabek, coba buat agenda rutin untuk mengunjungi beberapa perpustakaan gratis di Jakarta. Pasti anak-anak akan semakin tertarik dan minat bacanya pun bisa makin tumbuh, bahkan ketagihan!

6. Hindari atau minimalisir screentime

Seringkali mendapat cemooh dari orang lain, karena aku belum memberikan screentime ke anak, baik dari gadget atau pun televisi. Meski tak nyaman dan kadang membuat telinga panas, tapi tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kenikmatan yang didapat.

Mungkin bagi sebagian orang tua, masih kesulitan untuk tidak memberikan screentime ke anak. Apalagi jika lingkungan dan anggota keluarga lain tidak mendukung. Tapi, bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.

Buatlah kegiatan lain yang bisa membuat anak terpenuhi kebutuhan dan keingintahuannya. Seperti kegiatan fun learning atau bookish play seperti yang disebutkan di atas. Aku pun seringkali menyiapkan eksperimen sains dan DIY dengan bahan bekas di rumah agar anak tetap aktif di dalam rumah.

Jika ingin yang lebih praktis dan tidak butuh banyak persiapan. Hanya dengan modal kertas dan pensil warna atau sejenisnya, Ibu bisa mengisi waktu anak dengan menggambar bersama. Karena yang terpenting adalah kebersamaan Ibu dan mereka.

Kesimpulan

Meski saat ini banyak aspek kehidupan yang mengalami digitalisasi secara mutakhir. Bahkan buku telah bertransformasi menjadi e-book yang bisa didengar, tanpa perlu dibaca. Namun kemampuan literasi, terutama membaca, tetaplah menjadi hal penting sebagai modal kehidupan seorang anak.

Peran orang tua sangatlah dibutuhkan dalam mencetak generasi muda yang gemar membaca. Hal yang paling penting dalam menerapkan cara membuat anak suka membaca adalah komitmen dan konsistensi dari kedua orang tua. Serta tak lelah untuk menjadi teladan dalam membersamai anak.