Konten [Tampil]
Rasanya seperti mimpi, bisa ikut trip Labuan Bajo dari Jakarta secara GRATISSSS. Hal yang justru belum pernah aku harapkan, bisa mengunjungi salah satu destinasi terindah di negeri ini. Tapi memang sih tiap liat konten tentang Labuan Bajo, aku selalu berdecak kagum sendiri alias mupeeeng.
Sailing Komodo di Labuan Bajo selama 3 hari 2 malam menjadi pengalaman yang memorable buat aku bersama suami. Kebetulan kami berdua ini memang lebih suka jadi anak pantai daripada anak gunung. Jadi saat dapat hadiah trip ini kami berdua sangat excited, apalagi jadwalnya saat weekend.
Oiya, sebelum kalian bertanya-tanya dan menduga-duga. Aku ceritakan dulu ya, kalau aku memenangkan hadiah trip ke Labuan Bajo ini dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Rejeki yang ga pernah aku sangka, karena awalnya aku ga ada niatan sama sekali untuk mengikuti lomba yang diadakan Wonderful Indonesia ini.
Singkat cerita, saat liburan sekolah yang lalu, aku berniat mengenalkan anak-anak untuk menggunakan transportasi umum MRT. Sekaligus ingin mengajak mereka untuk merasakan keseruan ruang imersif Wonderspace by Wonderful Indonesia yang diadakan di stasiun MRT Bundaran HI.
Niatan awal pure hanya ingin mengajak anak seru-seruan saja. Tapi begitu sampai lokasi, ternyata antriannya sangat panjang. Melihat anak-anak yang sudah terlanjur antusias, rasanya ga mungkin aku cancel rencana ini.
Sembari melihat panjangnya antrian disana, aku mendapati banner yang berisi informasi adanya Reels Competition dengan hadiah trip Labuan Bajo dari Jakarta untuk lima pemenang. Berasa mendapat suntikan semangat! Tanpa pikir panjang lagi, (suami) langsung ambil posisi antrian untuk mendapat tiket dan jadwal masuk ke Wonderspace.
Buat yang penasaran apa itu Wonderspace dan hasil video reels aku yang menjadi modal untuk trip ke Labuan Bajo, bisa mampir ke postingan di Instagram aku ini yaa.
Meski dapat rejeki nomplok, aku sempat galau cukup lama untuk mengambil hadiah ini atau tidak. Kepikiran sama anak-anak, bakal mau ga ya kalau dititipkan? Soalnya sehari-hari full aku yang membersamainya, plus ga pernah juga dititipkan apalagi sampai 3 hari lamanya.
Nekat mau mengajak mereka. Tapi saat ijin dan mengajukan untuk menanggung sendiri biaya anak-anak, ternyata tidak diperbolehkan. Bukan karena masalah administrasi, tetapi justru karena faktor keamanan dan keselamatan mengingat trip ini full 3 hari 2 malam berlayar.
Jadi bisa dibilang trip ke Labuan Bajo ini kurang kids friendly, padahal anak ke-2 ku masih toddler. Balita pun rasanya belum tentu sanggup. Nanti kalian akan tahu, faktor lainnya yang membuat trip ini kurang ramah anak-anak. Jadi baca sampai akhir yaa.
Setelah musyawarah secara virtual dengan keluarga yang tinggal berjauhan. Alhamdulillah semua dimudahkan. Ibuku yang dengan ringan hati mau datang jauh-jauh dari Semarang untuk menemani anak-anak. Hingga tanggapan anak-anak yang paling aku khawatirkan dari awal. Ternyata saat aku ijin untuk pergi selama 3 hari bersama suami, anak pertama ku bisa diajak negosiasi dengan sangat-sangat kondusif.
Rasanya AMAZIIING sendiri. Asli, masih ga nyangka jalannya akan seperti ini. Langsung terbesit celotehan aku sama suami beberapa pekan sebelumnya. Saat ikut webinar Komunikasi Keluarga bersama suami, yang membahas soal couple time. Aku nyeletuk sambil bercanda “Kapan ya kita bisa couple time yang berkualitas?”
Padahal logika juga tahu, untuk couple time pekanan saja belum pernah bisa. Namun, the real ucapan adalah doa!!! Kalau ga dengan cara dapat hadiah seperti ini, rasanya aku dan suami ga akan tega untuk couple time yang proper sampai anak-anak sudah cukup mandiri. Padahal yaa, couple time setelah menikah itu penting lhoo!
Ups, mohon maaf ya jadi curcol panjang. Tapi kalau ditelaah, ada beberapa pembelajaran lho dari ceritaku ini. Bahwa, rejeki itu bisa datang dari arah mana saja, bahkan dari pintu yang tidak pernah kita sangka-sangka. Ga ada yang ga mungkin kalau Allah sudah berkehendak. Jadi sering-seringlah berkata baik, karena ucapan adalah doa. Manifesting is Real!!
Ok, back to Bajo! Untuk sailing trip 3D2N ini aku start from Soekarno Hatta Airport yaa. Berhubung trip ini gretongan, jadi untuk budget atau biayanya aku ga bisa infoin detail, karena semua ditanggung penyelenggara. Tapi secara garis besar akan aku spill tipis-tipis di tulisan berikutnya saja yaa.
Perjalanan Trip Labuan Bajo dari Jakarta
Jika kalian berencana ingin trip Labuan Bajo dari kota Jakarta seperti aku. Pilih penerbangan paling pagi yaa, karena kalian sudah harus tiba di pelabuhan saat menjelang waktu Dzuhur. Sebagai bahan estimasi kalian, harga tiket return alias pulang pergi, yang aku dapati dengan penerbangan Batik Air di hari Jumat sekitar 5 juta per pax.Penerbangan CGK-LBJ selama 2 jam
Setelah melewati perjalanan udara selama 2 jam, saatnya landing di Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo. Begitu turun, rombongan kami yang berjumlah 10 orang ini langsung disambut dengan Local Guide disana. Beliau yang akan mengatur kegiatan selama Sailing Trip di Labuan Bajo ini.Bandara to Pelabuhan Labuan Bajo
Dari bandara kita langsung menuju ke pelabuhan yang jaraknya hanya 3,5 km saja. Dengan menggunakan kendaraan roda empat, perjalanan pun hanya sekitar 10 menit.No macet-macet club deh pokoknya. Tapi vibes jalur utama disini mirip-mirip seperti di Bali namun lebih mempesona. Karena jalanannya yang cukup meliuk, jadi dari awal perjalanan, mata kita langsung dimanjakan dengan keindahan kapal-kapal yang sedang berlabuh di atas birunya air.
Siapa yang menyangka bahwa dulunya pelabuhan Labuan Bajo ini hanyalah pelabuhan untuk bongkar muat kapal barang saja. Karena tampilan pelabuhan saat ini sangat cantik dan cukup modern, dengan berbagai jenis kapal phinisi yang terapung dengan gaya dan keunikan masing-masing.
Naik sekoci menuju Kapal Phinisi
Sesampainya di pelabuhan, kita harus scan barcode tiket terlebih dahulu. Tentu tiket ini akan kita dapatkan dari guide tadi yaa. Setelah berhasil masuk, kita akan diarahkan untuk naik sekoci menuju kapal phinisi yang sudah dipesan.3D2N Sailing Trip Labuan Bajo Ngapain aja?
Selama 3 hari 2 malam, kita akan berlayar untuk mengeksplorasi pulau-pulau di Indonesia bagian Timur dengan keindahan yang tidak bisa kalian dapatkan di pulau lain. Salah satunya pulau Komodo yang hanya satu-satunya di dunia.Siap-siap ya! Kalian akan makan, minum, mandi, dan tidur di atas kapal yang terkadang ombaknya cukup bikin kaget dan berasa mau jatuh sendiri, hehehe. Nah untuk masalah makan tak perlu khawatir, karena semua sudah disiapkan dari crew kapal.
Makanan selama di kapal yang aku tumpangi ini, sungguh menggugah selera. Menunya sangat lengkap dan bervariatif. Mulai dari sayuran serta lauk pauk yang beragam bikin aku ingin mengacungi empat jempol untuk kokinya, xixixi.
Untuk list pulau beserta itinerary sailing trip ini sudah disusun dari pihak kapal ya. Aku rasa kita tidak bisa asal request, karena nahkoda yang lebih paham kondisi dan jaraknya. Tapi rata-rata jarak dan perjalanan dari satu pulau ke pulau lain dengan jarak sekitar 1 hingga 3 jam saja.
Menurut pengalaman salah satu peserta yang sudah 3x ke Labuan Bajo, trip dari Wonderful Indonesia dengan kapal phinisi Budi Utama ini terdebest sih. Karena urutan pulau yang dikunjungi sangat cocok dengan waktu best moment view dari masing-masing pulau tersebut.
Pulau Terepic yang Dikunjungi selama Sailing Trip Labuan Bajo
Masih bertahan membaca sampai sini? Ternyata sudah cukup panjang yaa aku mengetik. Jadi aku akan singkat saja ya di bagian ini. Selama 3 hari Sailing Trip di Labuan Bajo, kira-kira ada 10 Pulau yang disinggahi.Masing-masing memiliki keindahan yang berbeda di waktu-waktu tertentu pula. Seperti Pulau Padar misalnya, yang cocok banget untuk berburu sunrise. Sedangkan saat menjelang malam, sangat cocok untuk berlayar di Pulau Kalong untuk menikmati sunset yang bertabur hewan nokturnal di langit.
Dari 10 pulau yang dikunjungi tersebut, aku akan review beberapa pulau yang menurut aku paling wonderful keindahannya yaa. So, here we gooo!
1. Pulau Padar
Ini dia pulau yang terpampang di balik uang kertas pecahan Rp 50.000 yang seringkali dijadikan video transisi para selebgram di social media mereka. Selama ini yang aku lihat hanya keindahan view dari puncak teratas yang sangat memukau.Memang benar kata pepatah, “Dibalik keindahan sesuatu, pasti ada perjuangan dibaliknya”. Ternyata untuk mencapai puncak dan bisa menikmati keindahan Pulau Padar tadi, dibutuhkan kaki dan tekad yang kuat untuk mendaki.
Setelah shalat subuh, kami start turun ke sekoci menuju dermaga Pulau Padar. Angin pun berhembus lumayan kencang membuat kami refleks mendekapkan tangan sendiri. Bayangkan, dibawah langit yang masih gelap gulita, sudah terlihat kemerlip lampu senter dari ujung atas bukit. Entah mereka mulai mendaki jam berapa ya? >.<
Sampai di perhentian pos pertama, aku masih bisa senyum manis setelah menaiki puluhan anak tangga yang cukup stabil ketinggiannya. Tapi semakin ke atas, jalanan mulai berliku dengan anak tangga yang mulai berjauhan satu sama lain.
Disini aku semakin ngos-ngosan dan susah nafas. Ditambah aku sedang masa menstruasi, perut sempat beberapa kali keram. Wajah pun mulai pucat dengan keringat dingin bercucuran. Sempat rasanya aku ingin menyerah saja.
Tapi aku buru-buru tepis perasaan itu. Setelah duduk cukup lama untuk mengumpulkan tenaga sambil melihat pemandangan laut yang indah yang mulai terang. Aku pun kembali semangat melanjutkan treking kembali hingga akhirnya tiba di Pos 4 dengan spot terbaiknya.
2. Pulau Kelor
Ini adalah pulau pertama yang kami tuju saat berlayar dengan Kapal Phinisi Budi Utama. Hampir sama dengan Pulau Padar, tujuan kami disini untuk menaiki bukit dan menikmati keindahan gradasi birunya laut dengan beberapa kapal yang menjadi pemanis.Ketinggian bukit disini tidak seberapa jika dibandingkan dengan Pulau Padar. Namun ada tapinya, karena disini belum dibuatkan anak tangga. Jalur trekingnya pun lumayan ekstrim tanpa ada pegangan sama sekali.
Aku pun tak kuasa untuk menjadikan suami sebagai pegangan tiap langkah kaki. Plusnya di Pulau ini area pantainya lebih indah. Pasirnya begitu putih bersih dengan ombak yang tenang. Jadi beres menaklukan naik turunnya bukit, kalian masih bisa bersantai main-main di pantainya juga.
3. Pulau Komodo
Rasanya belum ke Labuan Bajo yaa kalau belum mengunjungi satwa liar satu-satunya di dunia ini. Sesuai namanya, pulau ini menjadi habitat asli komodo dan juga beberapa satwa liar lainnya. Seperti rusa, babi hutan, dan burung gagak pun banyak yang bertengger dan berterbangan di sekitar sini.Selama memasuki kawasan ini, kalian akan dipandu oleh satu Ranger (sebutan untuk pawang komodo di Taman Nasional Komodo). Sebelum memulai pencarian komodo, Ranger akan menjelaskan detail do n donts selama berada di kawasan penangkaran ini. Tentu demi keselamatan bersama yaa. Jadi dilarang berpencar dan jauh-jauh dari rombongan untuk tetap bersama Ranger.
Masya Allah Tabarakallah, kunjungan kami kali ini bisa dibilang sangat beruntung. Karena baru beberapa langkah perjalanan sudah disambut oleh komodo kecil yang usianya sekitar 4 bulan. Para pengunjung pun langsung mengantri untuk mengabadikan moment.
Melanjutkan rute yang baru beberapa langkah saja, kami sudah bersua kembali dengan komodo. Kali ini ukurannya jauh lebih besar. Komodo dewasa ini mungkin panjangnya melebihi tinggiku yang 160 cm ini. Sempet deg-degan untuk mendekat. Bagaimana tidak, komodo ini hewan liar yang cukup agresif jika sudah merasa terancam.
Tapi melihat komodo ini begitu tenang menoleh kanan dan kiri layaknya sedang pemotretan. Padahal banyak orang yang berkerumun untuk mengantri foto bersamanya. Kekhawatiran ku pun segera sirna. Ranger pun dengan senang hati memotret secara bergantian para pengunjung disana.
4. Pulau Taka Makasar
Saat berlabuh dengan sekoci ke pulau ini, aku langsung teringat dengan Pulau Gosong yang ada di Karimunjawa. Tapi disini airnya jauh lebih bening dan sangat nyaman untuk berenang. Kalian juga bisa snorkeling mencari biota laut yang ada. Tapi memang tidak semeriah itu. Tapi aku bisa jamin ini seperti kolam renang raksasa dengan air biru jernihnya yang begitu tenang.5. Pulau Kalong
Sesuai namanya, disini kita akan menikmati sunset dengan ratusan (atau mungkin ribuan) hewan nokturnal yang berterbangan menghiasi langit senja. Kalong yang merupakan kelelawar terbesar, berkoloni mendiami pohon bakau di pulau ini.Letaknya tidak jauh dari Taman Nasional Komodo, para kalong disini mulai beterbangan saat matahari mulai terbenam untuk mencari makan. Meski disini kami hanya menikmati syahdunya langit berpadu dengan keindahan laut dari atas kapal saja. Rasanya sungguh terpuaskan berada di Pulau Kalong yang berada di Manggarai Barat ini.
Penutup
Dari lima pulau yang sudah aku ceritakan tadi, apakah sudah cukup menggoda kalian untuk segera berangkat trip ke Labuan Bajo? Aku bisa jamin kalian ga akan menyesal untuk Sailing Trip disana!! Karena memang semenakjubkan ituuuu.Berhuhung tulisan kali ini sudah terlalu panjang. Sisa lima pulau yang belum aku ceritakan disini, next akan aku share sekaligus itinerary lengkapnya yaa. Karena ada satu pulau yang sangat, sangat, sangat cantik yang aku simpan untuk tulisan berikutnya. Pasti tahu kan pantai yang punya pasir bewarna merah jambu berpadu dengan birunya air laut?
Harap bersabar menanti artikel kelanjutan perjalanan aku trip Labuan Bajo dari Jakarta, yang menjadi moment couple time bersama suami. Jangan lupa untuk terus manifesting akan hal-hal positif hari demi hari yaa. Semoga apa yang disemogakan bisa segera terwujud, aamiin.
The three-day sailing excursion to Labuan Bajo from Jakarta combines breathtaking vistas with life-changing experiences. As I work on my dissertation in finance, I am not really sure how to approach the proposal. To better grasp the format and content, I was looking for an example of a master degree finance dissertation proposal sample. Has anyone here worked on a similar topic or used such a sample? If you have any tips or resources, I would really appreciate it. It’s been challenging to figure out the best approach, and any guidance would be helpful. Looking forward to hearing from anyone with experience in this!
BalasHapus